Gigi Eks Cherrybelle: Perpusnas Bantu Dapatkan Peran Penyanyi Tionghoa di Film 'Pernikahan Arwah'
Mantan personel Cherrybelle, Gigi, memanfaatkan Perpustakaan Nasional untuk mendalami perannya sebagai penyanyi Tionghoa di film 'Pernikahan Arwah', mengatasi keterbatasan informasi daring.

Aktris Brigitta Cynthia atau Gigi, mantan personel grup idola Cherrybelle, berhasil memerankan tokoh Mei Hwa, seorang penyanyi perempuan Tionghoa di masa pendudukan Jepang dalam film horor terbaru, 'Pernikahan Arwah: The Butterfly House'. Proses pendalaman peran yang dilakukan Gigi sangat menarik perhatian, karena ia memanfaatkan sumber daya yang tidak biasa: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Keputusan Gigi mengunjungi Perpustakaan Nasional bukan tanpa alasan. Ia membutuhkan informasi detail tentang kehidupan perempuan Tionghoa di Indonesia pada masa pendudukan Jepang tahun 1943, informasi yang menurutnya sulit didapatkan secara lengkap dari internet. "Aku sempat mengunjungi Perpustakaan Nasional untuk mempelajari kondisi Indonesia dan kehidupan perempuan Tionghoa serta perempuan pada umumnya di masa tersebut. Kemudian untuk menyanyi, saya mengikuti lokakarya dan dikasih lagu Mandarin untuk coba dinyanyikan, yang menurut aku liriknya sangat bagus," ungkap Gigi dalam sesi pemutaran film di Jakarta Selatan.
Peran Mei Hwa, diakui Gigi, merupakan tantangan besar. Interpretasi yang tepat sangat krusial untuk menghindari kesalahan penyampaian karakter. Oleh karena itu, riset mendalam menjadi kunci kesuksesannya. Ia menemukan bahwa Perpustakaan Nasional menjadi penyelamat karena buku-buku yang dibutuhkannya tidak tersedia di toko buku konvensional maupun platform e-commerce. "Soalnya kalau beli di toko buku, enggak ada. Kalau lewat e-commerce, lama sampai bukunya, enggak bisa satu hari langsung baca. Makanya ada Perpustakaan Nasional menurut aku membantu banget," tambahnya.
Mendalamnya Riset Gigi di Perpustakaan Nasional
Gigi menghabiskan waktu berharga di Perpustakaan Nasional untuk menggali informasi seputar kehidupan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Ia mencari referensi yang bisa membantunya memahami konteks sosial, budaya, dan kehidupan perempuan Tionghoa pada masa itu. Informasi di internet, menurutnya, kurang memadai untuk menangkap nuansa kehidupan di tahun 1943.
Buku-buku di Perpustakaan Nasional memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan mendalam. Dengan membaca buku-buku tersebut, Gigi mampu membayangkan dan merasakan kehidupan pada masa tersebut secara lebih nyata. Proses ini membantunya membangun karakter Mei Hwa dengan lebih otentik dan meyakinkan.
Selain riset di perpustakaan, Gigi juga mengikuti lokakarya menyanyi untuk mendukung perannya sebagai penyanyi. Lokakarya ini membimbingnya dalam mengolah vokal agar sesuai dengan karakter Mei Hwa. Ia dibantu oleh Indra Perkasa, komponis musik film, dan istrinya untuk menemukan "soul" dan suara yang tepat.
Tantangan Peran dan Dukungan Perpustakaan Nasional
Gigi mengakui bahwa memerankan Mei Hwa merupakan tantangan besar. Ia harus mampu menyampaikan karakter seorang penyanyi perempuan Tionghoa di masa pendudukan Jepang dengan akurat dan sensitif. Riset yang mendalam menjadi kunci keberhasilannya dalam menghidupkan karakter tersebut.
Keberadaan Perpustakaan Nasional terbukti sangat membantu Gigi dalam proses riset. Akses mudah dan cepat terhadap buku-buku yang dibutuhkan menjadi faktor penting dalam kesuksesannya mendalami peran. Hal ini menunjukkan pentingnya peran Perpustakaan Nasional sebagai pusat informasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat, termasuk para seniman dan pekerja kreatif.
Dengan bantuan Perpustakaan Nasional dan lokakarya menyanyi, Gigi berhasil memerankan Mei Hwa dengan apik. Perannya dalam film 'Pernikahan Arwah' menjadi bukti nyata bagaimana riset yang teliti dan akses terhadap sumber daya yang tepat dapat menghasilkan penampilan yang luar biasa.
Film Pernikahan Arwah: Sebuah Kisah Horor di Masa Pendudukan Jepang
Film 'Pernikahan Arwah: The Butterfly House', yang dibintangi oleh Gigi, Morgan Oey, dan Zulfa Maharani, bercerita tentang sepasang calon pengantin yang menghadapi teror arwah leluhur di kediaman keluarga Salim. Film karya sutradara Paul Agusta ini siap menyapa penonton Indonesia mulai tanggal 27 Februari 2025.
Dengan menggabungkan unsur horor dan latar belakang sejarah, film ini menjanjikan pengalaman menonton yang menegangkan dan menarik. Peran Gigi sebagai Mei Hwa, yang dipersiapkan dengan riset intensif di Perpustakaan Nasional, menjadi salah satu daya tarik tersendiri dalam film ini.