Gubernur Jateng Sambut Hangat Rombongan Biksu Thudong dari Thailand
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyambut rombongan Biksu Thudong dari Thailand yang tengah melakukan perjalanan spiritual menuju Candi Borobudur, menunjukkan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Semarang, 7 Mei 2024 (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memberikan sambutan hangat kepada rombongan Biksu Thudong asal Thailand yang sedang melakukan perjalanan spiritual menuju Candi Borobudur. Rombongan tersebut tiba di Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang pada Rabu, 7 Mei 2024, dan disambut langsung oleh Gubernur Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen. Kedatangan rombongan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Waisak 2569 BE/2025 M, dengan puncak acara di Candi Borobudur pada 12 Mei 2025.
'Hari ini, saya atas nama Gubernur Jawa Tengah dan seluruh masyarakat Jawa Tengah mengucapkan selamat datang kepada rombongan biksu dari Thailand,' ungkap Gubernur Luthfi. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendukung penuh kegiatan Thudong ini. 'Provinsi Jawa Tengah tidak hanya mendukung, tetapi juga mengawal kegiatan dan prosesi yang dilakukan,' tambahnya.
Kehadiran rombongan Biksu Thudong ini juga dimaknai sebagai simbol toleransi antarumat beragama yang tinggi di Indonesia. Hal ini terlihat dari pengawalan yang dilakukan oleh umat Muslim dan Nasrani, bahkan turut serta pula pengawalan dari Keraton Kasepuhan Cirebon. 'Inilah bentuk keragaman dari kegiatan ini yang harus kita tumbuh kembangkan di wilayah Jawa Tengah, sebagai unsur toleransi umat beragama yang kental di wilayah kita,' jelas Gubernur Luthfi.
Toleransi Antarumat Beragama dalam Perjalanan Spiritual
Gubernur Luthfi sendiri bukanlah orang baru dalam menyambut rombongan Biksu Thudong. Bahkan sebelum menjabat sebagai Gubernur, saat masih menjadi Kapolda Jateng, ia telah beberapa kali menyambut kedatangan para Biksu Thudong. 'Kalau jadi gubernur kan baru. Tapi waktu saya jadi kapolda sudah beberapa kali menerima Biksu Thudong. Kalau tidak salah sudah empat kali. Bahkan, saya ikut mengawal waktu itu,' kenangnya.
Ketua Umum Internasional Thudong, Welly Widadi, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Ia menjelaskan bahwa perjalanan Thudong bukan hanya sebagai ibadah, tetapi juga sebagai bentuk doa untuk seluruh masyarakat Indonesia. 'Para Biku Thudong ini sudah berjalan beribu-ribu kilometer, membawa pesan perdamaian untuk dunia,' jelasnya.
Senada dengan Welly Widadi, Bhante Wichai, salah satu Biksu Thudong, juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas sambutan yang luar biasa. Ia mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama ia mengikuti ritual Thudong dan selalu mendapatkan sambutan hangat dari berbagai umat beragama di Jawa Tengah. 'Terima kasih kepada gubernur dan seluruh pihak yang mendukung kami. Kami senang bisa kembali ke sini agar bisa hidup bersama di dunia ini. Kita harap semua bisa 'happy',' ucapnya.
Perjalanan Ribuan Kilometer Menuju Borobudur
Perjalanan Thudong yang dilakukan oleh para Biksu ini merupakan perjalanan spiritual yang panjang dan penuh makna. Mereka telah menempuh ribuan kilometer dari Thailand menuju Indonesia, dengan tujuan akhir Candi Borobudur. Perjalanan ini menjadi bukti nyata dari komitmen dan ketekunan mereka dalam menjalankan ibadah.
Kedatangan rombongan Biksu Thudong ini disambut dengan penuh sukacita dan penghormatan oleh masyarakat Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan betapa toleransi beragama di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, sangat dijunjung tinggi dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran para Biksu Thudong ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
Kegiatan Thudong ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan persaudaraan antarumat beragama. Semoga kedatangan para Biksu Thudong ini membawa berkah dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dukungan dari berbagai pihak terlihat jelas dalam kegiatan ini, menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia.