Gubernur NTB Dukung Swasembada Garam Nasional: Kunjungi Pabrik Garam di Bima
Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhammad Iqbal, mendukung program swasembada garam nasional dan mengunjungi pabrik garam di Bima, NTB, yang ditargetkan memproduksi 20.000 ton garam per tahun untuk memenuhi kebutuhan nasional dan meningkatkan kesejahteraan pet
Gubernur NTB Dukung Swasembada Garam Nasional
Lalu Muhammad Iqbal (LMI), Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih, menunjukkan dukungan nyata terhadap program swasembada garam nasional. Minggu lalu, LMI mengunjungi sebuah pabrik garam di Desa Donggobolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, NTB. Pabrik garam ini merupakan salah satu produsen garam terbesar di NTB dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, sesuai Perpres Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional yang menargetkan swasembada garam pada 2024.
Potensi Besar Kabupaten Bima dan Dukungan Pemerintah
Ketua Koperasi Garam setempat, Kisman, menjelaskan potensi besar Kabupaten Bima dalam produksi garam. Ia menekankan pentingnya Perda tentang perlindungan pertambangan untuk mendukung perkembangan pabrik garam. Pabrik garam ini, yang telah menerima investasi Rp11 miliar dari pemerintah pusat, memiliki kapasitas gudang 1.000 ton per tahun. Kisman juga berharap Gubernur terpilih memberikan perhatian lebih pada Kabupaten Bima, mengingat jumlah petani dan produksi garam yang signifikan. Investasi ini, menurut Kisman, merupakan berkat adanya dokumen master plan pengembangan kawasan ekonomi garam yang mendorong integrasi sektor ini.
Prioritas Kesejahteraan Petani Garam
LMI mengapresiasi upaya industrialisasi garam yang menggabungkan teknologi dan koperasi. Ia menekankan bahwa keberhasilan industri garam tidak hanya diukur dari produksi, tetapi juga kesejahteraan anggota koperasi. LMI menyatakan, "Keberhasilan industri ini sederhana: apakah anggota koperasi sejahtera atau tidak. Jika setelah 2-3 tahun industri ini tidak membuat kehidupan petani lebih baik, berarti ada yang salah dalam pengelolaannya." Sebagai mantan Dubes Indonesia untuk Turki, LMI memahami pentingnya standar industri untuk mengurangi ketergantungan impor garam dan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan industri nasional.
Target Produksi dan Pengembangan Berkelanjutan
Pabrik garam di Bima ditargetkan memproduksi 20.000 ton garam per tahun, meningkatkan kualitas dan kuantitas garam lokal. LMI berkomitmen mendukung pengembangan industri garam di NTB dan menjadikan pabrik ini contoh bagi daerah lain. Ia berjanji untuk memantau perkembangan pabrik dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. "Kita harus memastikan industri ini berjalan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tegas LMI.
Dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTB
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Muslim, berharap pabrik garam ini mempercepat pembangunan sektor pergaraman di NTB dan berkontribusi pada swasembada garam nasional 2024. Pabrik ini dibangun dengan anggaran Rp10 miliar dan dilengkapi mesin pencuci, penghancur kristal, dan pengering garam untuk menghasilkan garam berkualitas. Perpres Nomor 126 Tahun 2022 fokus pada pembangunan kawasan usaha pergaraman terintegrasi (SEGAR), diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi impor garam.