NTB Berpotensi Jadi Pusat Produksi Garam Nasional, Siap Wujudkan Swasembada Garam 2027
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebut Nusa Tenggara Barat (NTB) punya potensi besar jadi pusat produksi garam nasional, ditargetkan swasembada garam tercapai pada 2027.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi garam nasional. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Koswara, dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada hari Rabu (8/5).
Menurut Koswara, NTB, khususnya Sumbawa, memiliki lahan yang luas, potensi kualitas produksi yang tinggi, serta dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah untuk mendukung program swasembada garam. KKP telah meninjau beberapa lokasi potensial di provinsi tersebut, termasuk Desa Labuhan Bontong, Desa Sepayung, dan Desa Plampang di Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, serta Desa Donggobolo di Kabupaten Bima.
Langkah strategis yang tengah dipersiapkan KKP untuk meningkatkan program swasembada garam industri nasional meliputi peningkatan produksi garam rakyat agar kualitasnya memenuhi standar industri (minimal 97 persen NaCl), serta pembangunan pusat-pusat industri garam terintegrasi dari hulu hingga hilir di lokasi-lokasi strategis. Indonesia saat ini menghadapi kekurangan garam sekitar 600 ribu ton per tahun untuk industri pangan dan 2,3 juta ton untuk industri kimia (Chlor Alkali Plants).
Potensi NTB dan Target Swasembada Garam
Untuk mengatasi kekurangan ini, KKP menargetkan pengembangan pusat-pusat produksi garam nasional setidaknya di lahan seluas seribu hektar. Percepatan program garam nasional ini didorong oleh Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025, yang mengatur larangan bertahap impor garam untuk beberapa sektor industri. Impor garam untuk pangan akan dilarang mulai tahun 2025, diikuti larangan impor garam industri pada tahun 2027.
Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, menekankan kesiapan kabupatennya untuk menjadi model dalam program swasembada garam nasional. Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, juga telah menyatakan komitmen penuh untuk mendukung pencapaian swasembada garam pada tahun 2027.
KKP optimistis NTB dapat menjadi tulang punggung dalam pencapaian swasembada garam nasional. Potensi lahan yang luas dan kualitas garam yang baik di NTB menjadi kunci keberhasilan program ini. Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat juga sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Dukungan Pemerintah dan Peran Masyarakat
Pemerintah pusat melalui KKP akan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para petani garam di NTB agar dapat meningkatkan kualitas produksi garam mereka. Selain itu, pemerintah juga akan membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung produksi garam, seperti pembangunan gudang penyimpanan dan pengolahan garam.
Peran masyarakat juga sangat penting dalam keberhasilan program swasembada garam ini. Masyarakat diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam proses produksi garam, mulai dari pengolahan lahan hingga pemasaran garam. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, target swasembada garam pada tahun 2027 dapat tercapai.
Program ini tidak hanya akan meningkatkan produksi garam nasional, tetapi juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat di NTB. Dengan adanya pusat-pusat industri garam, akan tercipta lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Kesimpulan
Program swasembada garam nasional yang dicanangkan pemerintah memiliki potensi besar untuk berhasil, khususnya dengan dukungan penuh dari NTB. Komitmen pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan swasembada garam di Indonesia pada tahun 2027. NTB, dengan potensi sumber daya alamnya yang melimpah, siap menjadi model bagi daerah lain dalam upaya mencapai target tersebut.