Gunung Marapi Erupsi Lagi, Kolom Abu Tak Teramati
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali erupsi Sabtu pagi, namun kali ini kolom abu vulkanik tidak teramati, meskipun sebelumnya tercatat erupsi dengan kolom abu mencapai 1200 meter.

Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Sabtu pagi, 8 Maret 2024, pukul 10.41 WIB, gunung api ini erupsi. Namun, berbeda dengan erupsi sebelumnya, kali ini tinggi kolom abu tidak teramati oleh petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi di Bukittinggi. Erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi sekitar 55 detik. Meskipun kolom abu tidak terlihat, erupsi ini tetap menjadi perhatian mengingat aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang masih tinggi.
Petugas Pos PGA Gunung Marapi, Teguh, menjelaskan bahwa meskipun tinggi kolom abu tidak teramati, erupsi tetap terjadi. Data dari Pos PGA menunjukkan bahwa abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Peristiwa ini menjadi pengingat akan potensi bahaya yang masih mengintai di sekitar gunung berapi aktif ini. Pemantauan dan kewaspadaan tetap menjadi hal yang krusial untuk keselamatan masyarakat sekitar.
Aktivitas vulkanik Gunung Marapi memang masih tinggi. Baru sehari sebelumnya, Jumat, 7 Maret 2024, pukul 02.45 WIB, gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini juga meletus. Erupsi tersebut disertai bunyi dentuman keras dan menghasilkan kolom abu setinggi 1.200 meter di atas puncak gunung, dengan warna kelabu dan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,7 milimeter dan durasi sekitar 2 menit 4 detik.
Erupsi Gunung Marapi dan Rekomendasi PVMBG
Status Gunung Marapi saat ini masih berada pada Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi, khususnya para pendaki dan pengunjung, diimbau untuk tidak memasuki wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek. Larangan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya korban jiwa akibat erupsi susulan atau dampak lainnya.
Selain itu, PVMBG juga mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir lahar hujan. Ancaman ini terutama perlu diwaspadai selama musim hujan. Banjir lahar hujan dapat terjadi ketika material vulkanik terbawa oleh aliran air hujan dan menyebabkan bencana alam yang merusak.
Pemantauan aktivitas Gunung Marapi terus dilakukan oleh PVMBG dan PGA. Informasi terkini akan terus diupdate untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi dari pihak berwenang sangat penting untuk meminimalisir risiko bencana.
Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Aktivitas Gunung Marapi
Meskipun erupsi Sabtu pagi tidak menunjukkan kolom abu yang teramati, peristiwa ini tetap signifikan. Perbedaan antara erupsi Jumat dan Sabtu menunjukkan kompleksitas aktivitas vulkanik Gunung Marapi. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya dinamika erupsi dan pola aktivitas gunung berapi ini. Data seismogram yang terekam memberikan informasi penting untuk analisis lebih lanjut.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada. Selalu pantau informasi resmi dari PVMBG dan instansi terkait. Jangan menyebarkan informasi yang tidak valid dan selalu mengutamakan keselamatan.
Kesimpulannya, erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Sabtu pagi, meskipun kolom abunya tidak teramati, tetap menjadi perhatian serius. Status Waspada tetap berlaku dan masyarakat diimbau untuk mengikuti rekomendasi PVMBG demi keselamatan.