Gunung Semeru Erupsi 22 Kali, Status Waspada Tetap Berlaku
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengalami 22 kali erupsi pada Selasa, 21 Januari 2024, dengan status gunung masih waspada dan PVMBG mengeluarkan rekomendasi terkait aktivitas masyarakat di sekitar gunung.
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Selasa, 21 Januari 2024, tercatat 22 kali erupsi sejak pukul 00.00 hingga 21.30 WIB. Uniknya, visual letusan dari erupsi tersebut tidak teramati secara langsung.
Erupsi pertama terjadi pukul 00.43 WIB, meski tak terlihat secara kasat mata, aktivitas vulkanik terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik. Fenomena serupa terulang pada pukul 21.11 WIB, dengan karakteristik yang sama; amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 109 detik. Hal ini dikonfirmasi oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, melalui laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Jarak waktu antar erupsi cukup bervariasi. Beberapa erupsi hanya terpisah beberapa menit, sementara yang lain selisihnya mencapai satu hingga dua jam. Kejadian ini menjadi perhatian mengingat intensitas aktivitas gunung berapi tersebut.
Meskipun visual letusan tak terlihat, penting untuk diingat bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat sekitar.
PVMBG melarang segala aktivitas di sektor tenggara Gunung Semeru, tepatnya di sepanjang Besuk Kobokan hingga jarak delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini dikarenakan potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Tidak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru. Bahaya lontaran batu pijar menjadi alasan utama larangan ini. Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga perlu diwaspadai.
Kesimpulannya, erupsi Gunung Semeru yang terjadi secara beruntun ini menjadi pengingat penting akan potensi bahaya gunung berapi. Status Waspada yang masih berlaku dan rekomendasi dari PVMBG harus dipatuhi untuk meminimalisir risiko dan melindungi keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Semeru.