Semeru Erupsi: Letusan 700 Meter, PVMBG Imbau Warga Waspada
Gunung Semeru kembali erupsi Senin pagi dengan letusan mencapai 700 meter di atas puncak, PVMBG mengimbau masyarakat untuk waspada dan menjauhi radius bahaya.

Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi pada Senin pagi, 12 Mei 2024. Erupsi tersebut menghasilkan letusan setinggi kurang lebih 700 meter di atas puncak Mahameru, atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl). Peristiwa ini terjadi pukul 06.53 WIB dan terpantau menyemburkan abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, melaporkan bahwa erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat.
Berdasarkan data yang dihimpun, Gunung Semeru mengalami tiga kali erupsi pada hari Senin. Erupsi pertama terjadi pukul 01.00 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 500 meter di atas puncak, menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi kedua terjadi pada pukul 05.46 WIB, meskipun visual letusan tidak teramati, namun terekam oleh seismograf. Erupsi ketiga, yang paling signifikan, terjadi pada pukul 06.53 WIB dengan letusan mencapai 700 meter di atas puncak.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini menimbulkan kekhawatiran dan mendorong Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengeluarkan imbauan kepada masyarakat. Status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level Waspada atau Level II. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi PVMBG sangat penting untuk meminimalisir risiko.
Imbauan PVMBG dan Rekomendasi Keselamatan
PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting terkait aktivitas Gunung Semeru. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Hal ini dikarenakan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aliran lahar dan awan panas.
Tidak hanya itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru. Hal ini untuk menghindari potensi bahaya lontaran batu pijar yang dapat membahayakan keselamatan. "Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," tegas Liswanto.
Selain larangan-larangan tersebut, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Sungai-sungai yang perlu diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Pemantauan dan kewaspadaan terus dilakukan untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar.
Kesimpulannya, erupsi Gunung Semeru menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kepatuhan terhadap imbauan dari pihak berwenang. Masyarakat di sekitar Gunung Semeru dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi terbaru dari PVMBG serta tetap tenang dan waspada terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi.