Haedar Nashir: Kampus di Era Kualitas, Bukan Sekadar Rutinitas
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan pentingnya peningkatan kualitas perguruan tinggi di Indonesia, bukan hanya menjalankan rutinitas, serta mendorong tata kelola kampus yang modern dan profesional.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si., dalam kunjungannya ke Makassar pada Minggu, 7 April 2024, menyampaikan pesan penting tentang transformasi perguruan tinggi Indonesia. Beliau menegaskan bahwa perguruan tinggi saat ini harus berfokus pada peningkatan kualitas, bukan sekadar menjalankan rutinitas administratif. Pernyataan ini disampaikan saat beliau mengisi kuliah tamu di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Menurut Prof. Haedar, akreditasi dan berbagai perangkingan kampus menjadi standar formal yang penting untuk mencerminkan mutu sebuah institusi pendidikan tinggi. Ia mencontohkan keberhasilan beberapa universitas Muhammadiyah, seperti UMS, UMM, dan UMY, yang secara konsisten masuk dalam 10 besar perguruan tinggi terbaik nasional dan meraih pengakuan internasional. Keberhasilan ini, menurutnya, merupakan bukti nyata dari komitmen terhadap kualitas.
Lebih lanjut, Prof. Haedar menekankan perlunya pengelolaan kampus yang modern, efisien, efektif, dan berorientasi pada tujuan. Beliau dengan tegas menyatakan penolakan terhadap pengelolaan kampus yang didasarkan pada kepentingan personal, relasi, keluarga, atau kelompok tertentu. Hal ini penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan institusi pendidikan.
Tata Kelola Kampus yang Profesional
Prof. Haedar juga menyoroti pentingnya tata kelola kampus yang berbasis keahlian dan profesionalisme. Ia mendorong setiap perguruan tinggi untuk senantiasa berinovasi dan berkembang setiap tahunnya. Dosen yang telah meraih gelar doktor dan profesor, menurutnya, tidak hanya cukup dengan menikmati hak-haknya, tetapi juga harus meningkatkan kontribusi dalam riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Beliau mengingatkan bahwa dosen yang tidak berkontribusi aktif hanya akan menjadi beban bagi kampus. Oleh karena itu, Prof. Haedar mendorong terciptanya ekosistem riset yang produktif dan berkelanjutan, bukan sekadar formalitas yang hanya memenuhi persyaratan administratif. Sebagai contoh, beliau menunjuk universitas-universitas di Jepang, seperti Nara University, yang dikenal dengan kekuatan risetnya.
Unismuh Makassar, menurut Prof. Haedar, memiliki potensi besar untuk mengembangkan riset sosial yang relevan dengan agenda kemajuan bangsa. Hal ini sejalan dengan visi Muhammadiyah untuk berkontribusi pada pembangunan nasional melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Komitmen terhadap Nilai-nilai Muhammadiyah
Di akhir kuliah tamunya, Prof. Haedar mengingatkan pentingnya komitmen seluruh civitas akademika terhadap nilai-nilai Muhammadiyah. Beliau menegaskan bahwa kampus bukan hanya sekadar tempat mencari pekerjaan, tetapi juga ruang pengabdian dan ibadah. Oleh karena itu, diperlukan komitmen ke-Muhammadiyahan yang kuat untuk memastikan bahwa kampus menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Pesan Prof. Haedar ini menjadi pengingat penting bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan profesionalitasnya. Kampus harus menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, serta menjadi wadah pengabdian yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur.
Universitas Muhammadiyah, dengan visi dan misinya yang kuat, diharapkan dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan menerapkan tata kelola yang modern, efisien, dan berorientasi pada tujuan, serta dengan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai luhur, perguruan tinggi di Indonesia dapat memainkan perannya sebagai agen perubahan yang positif bagi masyarakat.