Dorongan Pemanfaatan Riset Kampus: PTNBH Diminta Sulap Inovasi Jadi Industri
Ketua Forum MWA PTNBH, Prof. Mohamad Nasir, mendorong peningkatan inovasi riset di kampus-kampus PTNBH menjadi industri untuk mengatasi kendala pendanaan dan regenerasi SDM.

Semarang, 14 Mei 2025 - Ketua Forum Majelis Wali Amanat (MWA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), Prof. Mohamad Nasir, menyerukan perlunya peningkatan inovasi riset di lingkungan PTNBH agar dapat diimplementasikan menjadi industri. Seruan ini disampaikan dalam sebuah forum di Semarang, Rabu lalu. Prof. Nasir menekankan pentingnya transformasi riset kampus menjadi kekuatan ekonomi, sebuah langkah yang menurutnya belum dioptimalkan.
Pernyataan tersebut disampaikan di Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu, 14 Mei 2025. Prof. Nasir, yang baru terpilih sebagai Ketua Forum MWA PTNBH periode 2025-2026, menjelaskan bahwa forum ini bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antar MWA PTNBH di seluruh Indonesia. Tujuan utamanya adalah mendorong pemanfaatan sumber daya optimal di masing-masing perguruan tinggi, sekaligus mengevaluasi capaian dan merumuskan kebijakan strategis untuk pengelolaan perguruan tinggi yang berkelanjutan dan berintegritas.
Lebih lanjut, Prof. Nasir menyoroti potensi besar yang belum tergali dari PTNBH. Ia menekankan bahwa aset dan inovasi yang dimiliki kampus harus diberdayakan secara maksimal untuk menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan. Kurangnya pendanaan menjadi kendala utama yang dihadapi perguruan tinggi, meskipun pemerintah telah menyediakan dana abadi melalui Dikti. Namun, jumlahnya masih jauh dari cukup jika dibandingkan dengan kebutuhan riil perguruan tinggi.
Pentingnya Transformasi Inovasi Riset Menjadi Industri
Prof. Nasir mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya pendanaan riset di perguruan tinggi. Ia berharap agar dana penelitian tidak lagi bergantung pada mahasiswa, melainkan dari hasil kerja sama dan inovasi yang dikomersialisasikan. Hal ini membutuhkan transformasi besar dalam pengelolaan riset dan inovasi di lingkungan PTNBH.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terbatasnya dana abadi yang tersedia. Prof. Nasir membandingkan dengan kondisi di luar negeri di mana dana abadi perguruan tinggi mencapai triliunan rupiah, sementara di Indonesia masih dalam skala miliaran rupiah. Ia menekankan urgensi peningkatan dana abadi untuk mendukung penelitian di kampus.
Lebih jauh, Prof. Nasir juga menyoroti pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara PTNBH dengan industri. Dengan demikian, inovasi yang dihasilkan dari riset dapat dikomersialisasikan dan menghasilkan keuntungan ekonomi, sekaligus mendukung keberlanjutan pendanaan riset di kampus.
Tantangan SDM di PTNBH
Selain masalah pendanaan, Prof. Nasir juga menyoroti isu sumber daya manusia (SDM) di PTNBH. Banyak guru besar yang akan memasuki masa pensiun, sementara perekrutan PNS untuk PTNBH belum tersedia. Hal ini menjadi tantangan serius dalam menjaga kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Ia menekankan pentingnya strategi regenerasi SDM yang terencana dan terukur. Hal ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi penurunan kualitas pendidikan dan riset di PTNBH di masa mendatang. Upaya untuk menarik dan mempertahankan talenta muda di bidang pendidikan tinggi juga menjadi hal yang krusial.
Permasalahan ini membutuhkan solusi jangka panjang yang komprehensif, termasuk revisi kebijakan pemerintah terkait perekrutan dan pengembangan SDM di lingkungan PTNBH. Kolaborasi antara pemerintah, PTNBH, dan industri sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
Silaturahmi dan Rapat Kerja Forum MWA PTNBH 2025
Pemilihan Prof. Mohamad Nasir sebagai Ketua Forum MWA PTNBH periode 2025-2026 berlangsung dalam acara Silaturahmi dan Rapat Kerja Forum Majelis Wali Amanat (MWA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum 2025 di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Acara ini dihadiri oleh sejumlah menteri, termasuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kesehatan.
Kehadiran para menteri tersebut menunjukkan dukungan pemerintah terhadap upaya peningkatan kualitas PTNBH di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya transformasi riset kampus menjadi industri yang berdaya saing global.
Kesimpulannya, transformasi inovasi riset menjadi industri merupakan kunci keberlanjutan dan peningkatan daya saing PTNBH. Hal ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan internal PTNBH sendiri, untuk mengatasi tantangan pendanaan dan SDM.