Ukhuwah: Fondasi Penting Persatuan Nasional, Tegas Ketua Umum Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan pentingnya ukhuwah dalam menjaga persatuan Indonesia, diiringi dengan pembangunan gedung pengembangan SDM Muhammadiyah Sulsel senilai Rp74 miliar.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., menegaskan bahwa ukhuwah, baik antarumat beragama maupun sesama warga negara, menjadi fondasi krusial dalam menjaga persatuan nasional. Pernyataan penting ini disampaikan beliau di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 6 April 2024, saat acara Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan pencanangan pembangunan Gedung Pengembangan SDM Muhammadiyah Sulsel. Acara ini juga menandai komitmen Muhammadiyah dalam memperkuat persatuan dan membangun sumber daya manusia Indonesia.
Haedar Nashir menambahkan, "Silaturahim dan ukhuwah ini akan merekatkan persatuan masyarakat. Persatuan itu mudah diucapkan, tapi praktiknya sulit, apalagi saat kita menghadapi perbedaan dan masalah-masalah besar." Beliau menekankan pentingnya praktik nyata ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapi tantangan dalam menjaga keutuhan bangsa. Pembangunan gedung baru Muhammadiyah di Sulawesi Selatan menjadi salah satu wujud nyata komitmen tersebut.
Selain penguatan ukhuwah, pembangunan gedung baru ini juga difokuskan untuk pengembangan pendidikan nasional. Gedung setinggi 13 lantai yang ditargetkan rampung dalam 1,5 tahun ini menelan biaya sekitar Rp74 miliar, bersumber dari dana internal Muhammadiyah dan dukungan sukarela berbagai pihak. "In syaa Allah, gedung ini akan dibangun dengan dana mandiri dan bantuan yang halal," ujar Haedar Nashir, menekankan transparansi dan integritas dalam proses pembangunan.
Pentingnya Pembangunan Karakter Bangsa
Haedar Nashir juga menyoroti pentingnya pembangunan karakter bangsa melalui tiga dimensi utama: militansi atau komitmen, pengertian, dan ethos kemajuan. Beliau menjelaskan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan komitmen kuat untuk menjaga kekayaan nasional, keterlibatan aktif dalam pembangunan, dan semangat kemajuan, terutama dari generasi muda.
Dengan adanya komitmen, pengertian, dan ethos kemajuan yang kuat, Haedar Nashir meyakini Indonesia akan terus berjaya dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Ketiga pilar ini menjadi kunci dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.
Pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa juga ditekankan. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang aktif berkontribusi dalam pembangunan dan menjaga persatuan Indonesia.
Muktamar Muhammadiyah di Sulawesi Selatan
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Prof. Ambo Asse, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara Syawalan yang tak hanya menjadi ajang silaturahim, tetapi juga momentum konsolidasi dakwah dan penguatan peran Muhammadiyah dalam pembangunan umat dan bangsa. Sulawesi Selatan akan menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah tahun depan.
Prof. Ambo Asse mengajak seluruh warga Muhammadiyah dan masyarakat Sulawesi Selatan untuk bersatu menyukseskan agenda nasional tersebut. Muktamar Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Sebagai tuan rumah, Sulawesi Selatan memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan kelancaran dan kesuksesan Muktamar Muhammadiyah. Persiapan matang dan kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kesimpulan
Pembangunan gedung baru Muhammadiyah di Sulawesi Selatan senilai Rp74 miliar menjadi simbol komitmen nyata organisasi dalam memperkuat ukhuwah dan membangun SDM Indonesia. Hal ini sejalan dengan penegasan Ketua Umum PP Muhammadiyah tentang pentingnya ukhuwah sebagai fondasi persatuan nasional, serta pembangunan karakter bangsa melalui militansi, pengertian, dan ethos kemajuan.