Hanan Attaki Ajak Umat Islam Jaga Keberlanjutan Sumber Daya Alam
Ulama Hanan Attaki mengajak umat Islam untuk menerapkan prinsip keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam demi keseimbangan ekosistem dan generasi mendatang, sejalan dengan ajaran Islam dan konsep Ekoteologi Kementerian Agama.

Ulama dan pemuka agama, Hanan Attaki, menyerukan umat Islam global untuk mengadopsi prinsip keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam. Seruan ini disampaikan di Jakarta pada Kamis, 13 Maret. Ajakan ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem untuk generasi mendatang, sebuah tanggung jawab yang menurutnya melekat pada pemanfaatan kekayaan alam.
Hanan Attaki menjelaskan bahwa meskipun agama Islam mengizinkan manusia mengambil manfaat dari alam, termasuk sumber daya alam seperti logam, terdapat tanggung jawab moral yang besar untuk melestarikannya. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam untuk keberlangsungan hidup.
Ia mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan penanaman pohon, bahkan di akhir zaman, sebagai bukti pesan kuat tentang keberlanjutan. "'Apa yang kita lakukan hari ini mungkin tidak kita nikmati langsung, tetapi bisa bermanfaat bagi generasi setelah kita,'" kata Hanan Attaki, menekankan pentingnya tindakan yang berdampak jangka panjang.
Islam dan Keberlanjutan Sumber Daya Alam
Lebih lanjut, Hanan Attaki menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam, pengambilan manfaat dari alam diperbolehkan, tetapi harus diimbangi dengan kesadaran untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Konsep ini, menurutnya, merupakan bagian integral dari peran manusia sebagai khalifah di bumi.
Ia menegaskan, "'Kita ini khalifah di bumi, tugasnya bukan sekadar mengambil manfaat dari alam, tetapi juga menjaga keseimbangan dan keberlanjutan. Ini kontrak ekologis antara manusia dan Allah,'" menunjukkan tanggung jawab moral dan spiritual dalam menjaga lingkungan.
Konsep ini sejalan dengan Kementerian Agama yang terus menggaungkan Ekoteologi. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, telah beberapa kali menekankan pentingnya pendekatan ini untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pelestarian alam. Ekoteologi, menurutnya, menjembatani pandangan teologis-filosofis agama dengan isu lingkungan.
Ekoteologi dan Peran Pendidikan
Menteri Agama juga menambahkan bahwa konsep khalifah dalam Islam menjadi landasan moral untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. "'Konsep khalifah dalam Islam menjadi landasan moral untuk mengajarkan siswa menjaga lingkungan hidup. Al Quran dan hadis memberi pesan tegas untuk tidak merusak bumi,'" ujar Menag.
Ajaran agama, baik melalui hadis maupun Al-Quran, memberikan panduan yang jelas tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Hal ini menjadi dasar penting dalam membentuk perilaku dan kesadaran masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Dengan demikian, penerapan prinsip keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif umat Islam dan seluruh masyarakat dunia. Hal ini penting untuk memastikan keberlangsungan hidup bagi generasi mendatang.
Pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari ajaran agama perlu terus disosialisasikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dan kesadaran publik menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pelestarian lingkungan.
Kesimpulan
Ajakan Hanan Attaki dan dukungan Kementerian Agama terhadap konsep Ekoteologi menjadi langkah penting dalam mendorong kesadaran umat Islam dan masyarakat luas akan pentingnya keberlanjutan sumber daya alam. Penerapan prinsip-prinsip ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.