Menag Dorong Kurikulum Cinta dan Eco-Teologi untuk Kerukunan dan Kelestarian Bumi
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mendorong implementasi Kurikulum Cinta dan eco-teologi yang berbasis pada Deklarasi Istiqlal 2024 guna membangun masyarakat rukun dan menjaga kelestarian lingkungan.
![Menag Dorong Kurikulum Cinta dan Eco-Teologi untuk Kerukunan dan Kelestarian Bumi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000153.506-menag-dorong-kurikulum-cinta-dan-eco-teologi-untuk-kerukunan-dan-kelestarian-bumi-1.jpg)
Jakarta, 2 Februari 2024 - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, baru-baru ini meluncurkan inisiatif penting: Kurikulum Cinta dan eco-teologi. Kedua konsep ini, yang dilandasi oleh Deklarasi Istiqlal 2024, bertujuan untuk memperkuat kerukunan umat beragama dan menjaga kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa Kurikulum Cinta merupakan sebuah sistem dan fondasi untuk hidup berdampingan dalam keberagaman. Konsep ini menekankan pentingnya pendidikan yang berlandaskan kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai-nilai ini, menurutnya, harus diterapkan di semua lini, mulai dari lembaga pendidikan formal hingga lingkungan keluarga dan pesantren.
Lebih lanjut, Menag menambahkan, "Kurikulum Cinta adalah konsep yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan kita, baik di lembaga formal maupun lingkungan sosial dan keluarga, termasuk dalam kehidupan pondok pesantren."
Sementara itu, eco-teologi didefinisikan sebagai landasan spiritual dalam upaya pelestarian lingkungan. Menag menekankan bahwa menjaga bumi bukan hanya tanggung jawab ilmiah atau kebijakan pemerintah, melainkan juga merupakan bagian integral dari spiritualitas dan ibadah umat beragama. Inisiatif seperti masjid ramah lingkungan, pesantren hijau, dan gereja berkelanjutan, yang telah bermunculan di Indonesia, perlu dikembangkan lebih masif lagi.
Menag mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menyebarkan pesan cinta dan kepedulian lingkungan. "Mari kita menjadi aktor perubahan yang membawa pesan cinta dan kepedulian terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerja sama yang erat, saya yakin kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai, harmonis, dan lestari," ajaknya.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, menambahkan bahwa dunia saat ini menghadapi tantangan besar: dehumanisasi dan perubahan iklim. Yang lebih mengkhawatirkan, kelompok tertentu menggunakan agama untuk membenarkan tindakan yang justru merusak nilai kemanusiaan dan lingkungan. Oleh karena itu, peran tokoh agama sangat krusial dalam membentuk pemahaman masyarakat.
Arsad menekankan pentingnya peran tokoh agama dalam membentuk persepsi publik. "Tokoh agama, dengan bahasa agama yang dimilikinya, diyakini dapat memengaruhi publik dan berdampak signifikan bagi perubahan yang diharapkan," tegasnya. Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 yang menekankan perlawanan terhadap dehumanisasi dan penguatan pelestarian lingkungan diharapkan dapat diimplementasikan oleh seluruh pihak, sesuai dengan kapasitas dan bidang masing-masing.
Sebagai contoh, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) dapat menginisiasi program untuk memperkuat kerukunan dan pelestarian lingkungan. Kepala madrasah dapat mendorong budaya bersih-bersih dan penanaman pohon. Sementara itu, pimpinan pondok pesantren dapat mendorong kajian ayat-ayat yang terkait dengan lingkungan. Semoga semua pihak dapat mendukung dan mengimplementasikan inisiatif ini demi terwujudnya cita-cita Deklarasi Istiqlal 2024," tutup Arsad.