Hardiknas 2025: Kolaborasi Kunci Dongkrak Pendidikan Berkualitas di Indonesia
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengajak seluruh elemen bangsa berkolaborasi demi mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk merefleksikan kemajuan dan tantangan dalam sektor pendidikan. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menekankan bahwa keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah semata. Hal ini sejalan dengan tema Hardiknas tahun ini, yaitu ‘Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua’.
Menurut Hetifah, pendidikan berkualitas membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan relawan. Semua elemen masyarakat harus bahu-membahu memastikan setiap anak Indonesia memperoleh haknya atas pendidikan yang layak dan setara. Tidak ada satu pihak pun yang dapat mencapai tujuan mulia ini sendirian. Kolaborasi dan sinergi menjadi kunci utama.
Hetifah juga menyampaikan komitmen Komisi X DPR RI dalam memajukan pendidikan Indonesia melalui tiga fungsi utama parlemen: anggaran, pengawasan, dan legislasi. Komisi X aktif mendorong agar alokasi 20 persen dana pendidikan dalam APBN dan APBD benar-benar digunakan secara efektif dan tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peran DPR dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Komisi X DPR RI secara aktif mengawal pelaksanaan kebijakan pendidikan melalui berbagai mekanisme, seperti rapat kerja, kunjungan lapangan, dan evaluasi program. Hal ini bertujuan untuk memastikan kebijakan yang telah ditetapkan tepat sasaran, tepat guna, dan transparan. Transparansi menjadi kunci penting agar proses peningkatan kualitas pendidikan dapat dipertanggungjawabkan.
Sementara itu, dalam fungsi legislasi, Komisi X DPR RI tengah berupaya mengonsolidasikan berbagai undang-undang sektor pendidikan ke dalam satu kerangka hukum yang lebih sistematis, terpadu, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan sistem hukum yang lebih efektif dan efisien dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan.
Hetifah mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi sektor pendidikan Indonesia, seperti kesenjangan akses dan kualitas pendidikan, perlindungan terhadap pelaku pendidikan, perundungan di sekolah, dan angka putus sekolah yang masih tinggi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat.
Mewujudkan Pendidikan yang Adil dan Inklusif
Hetifah menekankan bahwa pendidikan bukan hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga proses pembentukan karakter dan kesadaran diri. Pendidikan yang berkualitas harus mampu membentuk manusia yang cerdas secara intelektual, berakhlak mulia, dan peduli terhadap sesama. Pendidikan harus menjadi instrumen untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan beradab.
Lebih lanjut, Hetifah berharap agar Hardiknas 2025 dapat menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan yang adil dan inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia. Partisipasi aktif dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan mulia ini. Semua harus bekerja sama untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan bermutu.
“Semua tantangan ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Butuh partisipasi semua pihak untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih adil dan inklusif,” ujar Hetifah. Pernyataan ini menegaskan kembali pentingnya kolaborasi dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Sebagai penutup, Hetifah menyampaikan ucapan selamat Hari Pendidikan Nasional kepada seluruh pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, keluarga, relawan pendidikan, dan masyarakat luas yang turut berkontribusi dalam membangun pendidikan bangsa. Semoga Hardiknas 2025 dapat menjadi titik tolak bagi kemajuan pendidikan Indonesia yang lebih baik di masa depan.