Harga Cabai di Banyumas Turun, Pasokan Stabil!
Harga cabai di Banyumas turun signifikan karena panen petani membaik; pasokan meningkat sehingga harga di pasaran mengikuti tren penurunan, meskipun harga antar pasar masih bervariasi.

Harga cabai di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi di berbagai pasar tradisional, seperti yang dikonfirmasi oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyumas, Gatot Eko Purwadi, pada Rabu, 22 Januari 2025.
Gatot menjelaskan, penurunan harga ini disebabkan oleh peningkatan pasokan cabai dari para petani. Panen yang stabil di tingkat petani membuat cabai lebih mudah didapatkan di pasaran, sehingga harga jual pun ikut turun. Ia menekankan bahwa harga rata-rata ini merupakan gambaran umum, dan harga di masing-masing pasar bisa berbeda-beda, misalnya Pasar Wage dan Pasar Manis di Purwokerto.
Berikut rincian penurunan harga cabai di Banyumas:
- Cabai merah keriting: dari sekitar Rp65.000/kg menjadi Rp53.500/kg.
- Cabai rawit merah: dari sekitar Rp95.000/kg menjadi Rp61.000/kg.
- Cabai rawit hijau: dari sekitar Rp67.500/kg menjadi Rp55.000/kg.
- Cabai merah besar: dari sekitar Rp78.750/kg menjadi Rp60.000/kg.
Meskipun terjadi penurunan secara umum, harga cabai di beberapa pasar masih relatif tinggi. Sebagai contoh, di Pasar Manis, harga cabai merah besar masih berada di kisaran Rp80.000/kg, sementara di Pasar Wage, harga cabai merah besar dan keriting berada di angka Rp58.000/kg. Perbedaan ini menunjukkan fluktuasi harga antar pasar yang masih terjadi.
Gatot berharap agar masa panen di sentra-sentra penghasil cabai tetap lancar tanpa gangguan, sehingga pasokan tetap terjaga dan harga cabai dapat segera kembali normal. Ia juga berharap agar harga dapat segera sesuai dengan harga acuan yang telah ditetapkan.
Analisis lebih lanjut tentang fluktuasi harga cabai juga disampaikan oleh Teguh Suprapto dari Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Kabupaten Banjarnegara. Teguh memprediksi penurunan harga cabai rawit merah sudah diperkirakan sejak satu hingga dua pekan sebelumnya, karena panen raya di daerah dataran rendah seperti Kediri dan beberapa wilayah Jawa Timur.
Sebelumnya, harga cabai sempat melonjak tinggi akibat cuaca ekstrem pada pertengahan November 2024. Hujan selama lima hari berturut-turut mengakibatkan sekitar 40 persen tanaman cabai di daerah rendah rusak karena tergenang air. Di daerah tinggi, tanaman cabai juga terdampak layu fusarium, yang menyebabkan kematian pada akar dan bagian atas tanaman.
Kesimpulannya, penurunan harga cabai di Banyumas merupakan dampak positif dari peningkatan pasokan akibat panen yang membaik. Meskipun harga antar pasar masih bervariasi, tren penurunan harga secara umum menunjukkan perbaikan situasi dan diharapkan dapat berlanjut jika pasokan tetap stabil.