Harga Cabai dan Sayur di Tanjungpinang Turun Setelah Lebaran
Harga cabai, tomat, dan kangkung di Tanjungpinang, Kepri, turun setelah Lebaran 2025, didorong oleh kelancaran distribusi dan penurunan permintaan.

Tanjungpinang, Kepri, 09/04/2025 (ANTARA) - Setelah perayaan Lebaran 2025 atau Idul Fitri 1446 H, harga sejumlah komoditas pangan di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengalami penurunan. Penurunan harga ini terutama terlihat pada cabai dan beberapa jenis sayuran. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, Riyani, pada Rabu lalu.
Berdasarkan laporan harian dari Pasar Bintan Center Tanjungpinang, harga cabai keriting misalnya, turun dari Rp68.000 menjadi Rp65.000 per kilogram. Penurunan harga juga terjadi pada komoditas lain seperti tomat dan kangkung, yang kini dijual seharga Rp12.000 per kilogram, turun dari harga sebelumnya sekitar Rp15.000 per kilogram. Penurunan harga ini memberikan angin segar bagi masyarakat Tanjungpinang setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
Menurut Kepala Disdagin, Riyani, kestabilan dan penurunan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kelancaran distribusi pasca Lebaran menjadi salah satu faktor utama. Selain itu, penurunan permintaan masyarakat setelah periode Lebaran juga turut berkontribusi pada penurunan harga. "Petani sudah mulai beraktivitas lagi seperti biasa, jadi stok di pasar cukup melimpah. Itu salah satu penyebab harga, seperti cabai dan sayur, bisa turun," ungkap Riyani.
Penurunan Harga dan Kestabilan Pasar
Data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) juga menunjukkan hal serupa. Sebagian besar harga bahan pokok di Tanjungpinang tercatat stabil atau bahkan mengalami penurunan dibandingkan hari sebelumnya. Namun, beberapa komoditas penting seperti beras, minyak goreng, gula, dan daging ayam tetap menunjukkan harga yang stabil. Sebagai contoh, beras Cap Gajah Merah masih dijual dengan harga Rp16.500 per kilogram, sementara minyak goreng kemasan premium tetap dibanderol Rp18.500 per liter.
Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Disdagin terus melakukan pemantauan harga bahan pangan secara rutin. Hal ini dilakukan untuk memastikan kestabilan harga di pasar dan mencegah terjadinya lonjakan harga yang tiba-tiba. Langkah ini merupakan upaya untuk melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Selain pemantauan harga, Disdagin juga mengimbau masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan sesuai kebutuhan. Dengan begitu, stabilitas harga dapat dipertahankan dan masyarakat dapat tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa khawatir akan kenaikan harga yang signifikan.
Dampak Penurunan Harga terhadap Daya Beli Masyarakat
Penurunan harga cabai dan beberapa jenis sayuran setelah Lebaran diharapkan dapat berdampak positif terhadap daya beli masyarakat. Dengan harga yang lebih terjangkau, masyarakat dapat mengalokasikan pengeluaran mereka untuk kebutuhan lain. Hal ini tentunya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pasca hari raya.
Pemerintah Kota Tanjungpinang berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga bahan pokok. Dengan adanya kerjasama antara pemerintah, petani, dan distributor, diharapkan pasokan bahan pangan tetap terjaga dan harga dapat tetap stabil atau bahkan turun di masa mendatang. Langkah ini penting untuk memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Lebih lanjut, Riyani menambahkan, "Dengan kondisi harga yang stabil dan beberapa komoditas turun harga, diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga pasca hari raya." Pernyataan ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Tanjungpinang.
Secara keseluruhan, penurunan harga cabai dan sayur di Tanjungpinang setelah Lebaran menunjukkan indikasi positif bagi perekonomian daerah. Kestabilan harga dan kelancaran distribusi menjadi kunci utama dalam menjaga daya beli masyarakat dan memastikan kesejahteraan mereka tetap terjaga.