Harga Pangan di Sigi Turun Usai Lebaran 2025, Daging Sapi Tembus Rp125 Ribu per Kg
Penurunan harga kebutuhan pokok terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pasca libur Lebaran 2025, terutama pada harga daging sapi yang kini mencapai Rp125 ribu per kilogram.

Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengalami penurunan harga sejumlah komoditas pangan pokok pasca libur Lebaran 2025. Penurunan harga ini terpantau oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sigi. Data sementara menunjukkan sejumlah komoditas mengalami penurunan harga, memberikan sedikit kelonggaran bagi masyarakat setelah menghadapi peningkatan harga selama bulan Ramadhan.
Salah satu komoditas yang mengalami penurunan harga signifikan adalah daging sapi. Harga daging sapi yang sempat mencapai Rp130 ribu per kilogram selama bulan Ramadhan, kini turun menjadi Rp125 ribu per kilogram. Penurunan harga ini tentunya membawa angin segar bagi masyarakat Sigi yang sebagian besar mengkonsumsi daging sapi sebagai sumber protein utama.
Sementara itu, komoditas lain seperti cabai rawit merah masih relatif stabil. Harga cabai rawit merah tetap berada di angka Rp70 ribu per kilogram, sama seperti sebelum Lebaran. Hal ini menunjukkan bahwa harga cabai rawit merah relatif tidak terpengaruh oleh libur Lebaran dan tetap stabil di pasaran.
Harga Pangan di Sigi Pasca Libur Lebaran
Kepala Disperindag Sigi, Agus Munandar, menjelaskan bahwa data penurunan harga tersebut masih bersifat sementara. Hal ini dikarenakan adanya cuti bersama hingga tanggal 8 April 2025, sehingga pendataan harga pangan belum dilakukan secara menyeluruh. "Data sementara terjadi penurunan harga pangan pada sejumlah komoditi seperti harga daging turun ke harga normal dari Rp130 ribu per kilogram menjadi Rp125 ribu per kilogram," ungkap Agus Munandar di Marawola, Kamis.
Agus menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pendataan kembali terkait harga pangan di Kabupaten Sigi pada tanggal 6 April 2025. Pendataan ini akan dilakukan sesuai dengan edaran dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). "Untuk data harga bapok nanti hari Minggu tanggal 6 April 2025 akan kami ambil datanya kembali sesuai edaran dari Kementerian Perdagangan (Kemendag)," sebutnya.
Sebelum libur Lebaran, harga sejumlah komoditas pangan di Kabupaten Sigi terbilang tinggi. Harga daging ayam kampung mencapai Rp75 ribu per kilogram, daging ayam ras Rp33 ribu per kilogram, cabai rawit hijau Rp42 ribu per kilogram, dan telur ayam kampung Rp40 ribu per rak. Kenaikan harga ini merupakan hal yang umum terjadi menjelang dan selama bulan Ramadhan.
Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan edaran terkait pedoman pemantauan harga pangan. Sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) pemantauan dan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan MenPAN-RB), penginputan data update harga pangan di masing-masing daerah dimulai kembali pada tanggal 8 April 2025.
Pemantauan Harga Pangan di Kabupaten Sigi
Disperindag Sigi secara rutin melakukan pemantauan dan penginputan data update harga pangan pokok setiap Minggu. Data tersebut kemudian dilaporkan kepada pimpinan daerah dan Kementerian Perdagangan melalui aplikasi Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP). Sistem ini memungkinkan pemantauan harga pangan secara real-time dan membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan yang tepat terkait stabilisasi harga.
Dengan adanya penurunan harga sejumlah komoditas pangan pasca libur Lebaran, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat Kabupaten Sigi. Namun, pemantauan harga tetap perlu dilakukan secara intensif untuk memastikan stabilitas harga pangan tetap terjaga di masa mendatang. Pemerintah daerah diharapkan tetap proaktif dalam mengantisipasi potensi gejolak harga dan memastikan ketersediaan pasokan pangan yang cukup.
Data harga pangan yang akurat dan terupdate sangat penting untuk perencanaan dan pengambilan kebijakan yang tepat. Dengan sistem pemantauan yang baik, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Meskipun terjadi penurunan harga pada beberapa komoditas, penting untuk tetap memantau perkembangan harga di masa mendatang. Faktor-faktor seperti cuaca, permintaan, dan pasokan dapat mempengaruhi harga pangan, sehingga kewaspadaan tetap diperlukan.