Hari Perempuan Internasional: Perempuan, Pilar Utama Ekonomi Indonesia
Peringatan Hari Perempuan Internasional mendorong refleksi tentang kesetaraan gender dalam ekonomi Indonesia, di mana perempuan berperan sebagai pilar utama namun masih menghadapi berbagai kendala.

Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran perempuan dalam perekonomian Indonesia. RA Kartini, pahlawan emansipasi perempuan Indonesia, telah lama menyerukan kesetaraan, "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki." Pernyataan ini masih relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya kesetaraan gender dalam pembangunan ekonomi.
Perempuan Indonesia telah menjadi pilar utama perekonomian, berkontribusi signifikan di sektor formal maupun informal, dari perdagangan tradisional hingga ekonomi digital. Namun, kesetaraan gender dalam ekonomi masih jauh dari terwujud. Banyak perempuan yang menghadapi hambatan akses modal, norma sosial yang membatasi, dan ketimpangan pembagian peran domestik.
Oleh karena itu, Hari Perempuan Internasional bukan hanya sekadar perayaan, melainkan panggilan untuk menciptakan sistem ekonomi yang inklusif dan adil bagi perempuan. Sistem yang tidak bias gender dan memberikan ruang setara bagi perempuan untuk berkembang dan maju. Ekonomi yang tidak melibatkan perempuan secara maksimal adalah ekonomi yang kehilangan separuh potensinya, seperti yang pernah ditegaskan oleh Kofi Annan, Sekjen PBB (1997-2006), bahwa tidak ada alat pembangunan yang lebih efektif daripada pemberdayaan perempuan.
Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Ekonomi
Mewujudkan kesetaraan gender membutuhkan perubahan cara pandang masyarakat terhadap peran perempuan. Norma yang membatasi perempuan sebagai pencari nafkah sekunder atau hanya cocok untuk pekerjaan tertentu harus ditinggalkan. Pembagian peran domestik yang lebih setara antara suami dan istri sangat penting, tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas perempuan di dunia kerja, tetapi juga untuk menanamkan nilai kesetaraan gender kepada generasi mendatang.
Pendidikan sejak dini berperan krusial dalam menanamkan nilai kesetaraan gender. Media massa dan industri hiburan juga memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat. Penggambaran perempuan yang beragam dan positif dalam media dapat menginspirasi perubahan dan mendorong masyarakat untuk melihat potensi perempuan secara lebih luas.
Dukungan kebijakan pemerintah juga sangat diperlukan. Pemerintah perlu menegakkan aturan ketenagakerjaan yang melarang diskriminasi gender dan memastikan prinsip "upah sama untuk kerja yang sepadan" terlaksana. Ketimpangan upah antara perempuan dan laki-laki masih menjadi isu nyata yang merugikan perempuan dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, perlu ditingkatkan akses perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan vokasi, serta skema kredit yang lebih mudah diakses bagi wirausaha perempuan. Banyak UMKM perempuan yang kesulitan mengakses modal karena kurangnya jaminan atau dianggap kurang layak mendapatkan pinjaman. Program kredit berbasis gender yang lebih fleksibel dan berbasis komunitas dapat menjadi solusi.
Peran Sektor Swasta dan Kebijakan Inklusif
Sektor swasta juga memiliki peran penting dalam mewujudkan kesetaraan gender. Perusahaan dapat menerapkan kebijakan ramah keluarga, seperti jam kerja fleksibel atau opsi kerja jarak jauh. Budaya perusahaan yang inklusif, dengan program mentoring dan transparansi jalur karier, dapat mendorong peningkatan jumlah perempuan di jajaran manajemen.
Program CSR perusahaan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan juga sangat penting. Contohnya, program yang mendukung UMKM perempuan melalui pelatihan dan permodalan. Kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis gender.
Dukungan kebijakan seperti perpanjangan cuti melahirkan dan penyediaan daycare yang terjangkau juga penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah keluarga. Banyak perempuan terpaksa berhenti bekerja setelah melahirkan karena kurangnya dukungan dari tempat kerja. Dengan lingkungan kerja yang lebih fleksibel, produktivitas tenaga kerja perempuan dapat meningkat secara signifikan.
Kesimpulannya, kesetaraan gender bukan hanya soal keadilan, tetapi juga strategi pembangunan ekonomi yang cerdas. Memberdayakan perempuan akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang beriringan dengan tatanan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Perempuan adalah pencipta, inovator, dan pemimpin yang memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan ekonomi Indonesia. Seperti yang ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, sudah saatnya dunia mendengarkan suara perempuan dan selalu memilih bertindak daripada bersikap apatis.