Hujan Lebat Guyur Beberapa Kota Besar di Indonesia Saat Lebaran Kedua, Waspada Banjir Rob!
BMKG memprakirakan hujan ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi di sejumlah kota besar Indonesia pada Lebaran kedua, dengan potensi banjir rob di pesisir Lampung dan Maluku Tengah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia pada Selasa, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1444 H kedua. Peringatan ini disampaikan melalui laman resmi BMKG, menyusul adanya daerah konvergensi yang memanjang dari Sumatera Utara hingga Papua. Clara Avila, seorang prakirawan BMKG, menjelaskan kondisi ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sepanjang jalur konvergensi tersebut.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan akan melanda sejumlah kota besar, termasuk Medan, Pekanbaru, Padang, Bengkulu, Bandar Lampung, Jambi, Palembang, Kupang, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar, Mamuju, Jayapura, Merauke, dan Nabire. Kondisi cuaca ekstrem ini perlu diwaspadai oleh masyarakat di daerah tersebut, mengingat potensi dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir dan pohon tumbang.
Sementara itu, hujan ringan hingga sedang diperkirakan akan terjadi di kota-kota besar lainnya seperti Aceh, Pangkal Pinang, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Tanjung Selor, Manado, Gorontalo, Kendari, Palu, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayawijaya. Meskipun intensitasnya lebih rendah, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi dampak cuaca buruk.
Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, mulai dari banjir bandang, tanah longsor, hingga pohon tumbang. Masyarakat di daerah rawan bencana dihimbau untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Selain hujan lebat, angin kencang juga berpotensi terjadi di beberapa wilayah. Angin kencang dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengancam keselamatan jiwa. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mengamankan barang-barang yang mudah diterbangkan angin dan menghindari berteduh di bawah pohon atau bangunan yang rapuh.
"Secara umum daerah konvergensi memanjang dari Sumatera Utara hingga Lampung, pesisir selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah, Kalimantan Barat bagian selatan hingga Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian tengah, Maluku Utara hingga Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat Daya hingga Papua Tengah," jelas Clara Avila, prakirawan BMKG, seperti dikutip dari laman resmi BMKG.
Kondisi ini, menurut BMKG, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi.
Potensi Banjir Rob di Pesisir
BMKG juga memberikan peringatan dini terkait potensi banjir rob di beberapa wilayah pesisir. Wilayah pesisir Lampung dan Maluku Tengah berpotensi mengalami banjir rob akibat pengaruh pasang air laut. Masyarakat di daerah tersebut diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi banjir rob.
Selain itu, BMKG memprakirakan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia umumnya berada di kisaran 0.5 hingga 2.5 meter. Namun, gelombang tinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Flores, Laut Banda, Laut Timur, dan Laut Arafuru. Para nelayan dan pengguna jasa transportasi laut diimbau untuk selalu memperhatikan informasi prakiraan cuaca dan gelombang laut sebelum melakukan aktivitas di laut.
Beberapa kota besar lainnya diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, meliputi Tanjung Pinang, Denpasar, dan Pontianak. Meskipun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk tetap memantau perkembangan cuaca dan waspada terhadap potensi perubahan cuaca yang tiba-tiba.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi prakiraan cuaca melalui berbagai kanal resmi BMKG agar dapat mengantisipasi dampak cuaca buruk yang mungkin terjadi. Keselamatan dan kewaspadaan masyarakat menjadi prioritas utama dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.