Hujan Ringan hingga Lebat Diprediksi Guyur Kota-Kota Besar Indonesia Hari Ini
BMKG memprediksi hujan ringan hingga lebat disertai petir akan terjadi di sebagian besar kota besar Indonesia hari ini, Kamis (24/4), dengan potensi banjir rob di beberapa wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan ringan hingga lebat akan melanda sebagian besar kota besar di Indonesia pada hari Kamis, 24 April 2024. Prakirawati BMKG, Ranti Kurniati, menyampaikan peringatan ini melalui siaran daring, meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi dampak yang ditimbulkan.
Hujan dengan intensitas ringan, kurang dari 2,5 mm per jam, diperkirakan akan terjadi di sejumlah kota besar seperti Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, Serang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Mataram, Pontianak, Palu, Kendari, Ternate, Sorong, Ambon, Manokwari, dan Jayapura. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan genangan air di beberapa titik.
Selain hujan ringan, beberapa kota lain diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Peringatan dini ini penting untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
Hujan Lebat dan Petir di Beberapa Wilayah
Beberapa kota di Indonesia diperkirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang, di atas 2,5 mm per jam. Kota-kota tersebut antara lain Bandar Lampung, Bandung, Palangka Raya, Samarinda, Gorontalo, Nabire, dan Merauke. Sementara itu, hujan lebat dengan intensitas lebih dari 5,0 mm per jam diperkirakan akan mengguyur Kota Mamuju. Masyarakat di daerah tersebut diimbau untuk tetap waspada dan siaga.
Selain intensitas hujan, BMKG juga memprediksi hujan disertai petir di beberapa wilayah, seperti Banjarmasin, Tanjung Selor, Manado, dan Jayawijaya. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya pemadaman listrik dan pohon tumbang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan dan petir.
Di sisi lain, kota-kota seperti Surabaya, Kupang, dan Makassar diperkirakan akan mengalami cuaca berawan atau berkabut dengan suhu berkisar antara 24-33 derajat Celcius. Meskipun tidak hujan, kondisi berkabut dapat mengganggu jarak pandang, terutama bagi pengendara kendaraan bermotor.
Dinamika Atmosfer sebagai Penyebab
Prakirawati menjelaskan bahwa kondisi cuaca ini dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer. BMKG mengamati adanya Bibit Siklon Tropis 97S di Laut Arafuru, yang membentuk wilayah konvergensi memanjang hingga ke Laut Banda dan Maluku bagian selatan. Kondisi ini turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan.
Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat daya Banten dan Samudera Pasifik utara Sorong, serta pembentukan wilayah perlambatan kecepatan angin dari Aceh hingga Laut Sulawesi juga turut berperan. Daerah pertemuan angin di perairan barat Sumatera, Laut Sulawesi, Laut China Selatan, dan perairan utara Papua-Halmahera Selatan juga mempengaruhi kondisi cuaca.
Kondisi dinamika atmosfer ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut di wilayah tersebut. Oleh karena itu, BMKG memberikan peringatan khusus bagi para nelayan dan pelaku pelayaran.
Peringatan untuk Pelaku Pelayaran dan Potensi Banjir Rob
BMKG mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan dan pelaku pelayaran, untuk mewaspadai gelombang laut setinggi 2,5-4 meter. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di wilayah Maluku dan Papua Barat. Keamanan dan keselamatan di laut harus menjadi prioritas utama.
Selain itu, BMKG juga memprediksi potensi banjir rob di beberapa wilayah pesisir. Wilayah yang berpotensi mengalami banjir rob antara lain Pesisir Karimun, perairan Jawa Barat, Jawa Tengah, Kotabaru, Kalimantan Tengah, dan perairan Sulawesi Utara. Masyarakat di daerah tersebut diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi banjir rob.
Secara keseluruhan, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dan waspada terhadap potensi hujan lebat, petir, dan banjir rob. Kesiapsiagaan dan antisipasi dini merupakan kunci untuk meminimalkan dampak buruk dari cuaca ekstrem.