ICRAF Gunakan Permainan Edukasi untuk Pelatihan Pengelolaan Gambut di Sumsel
ICRAF Indonesia menggelar pelatihan pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan di Sumatera Selatan menggunakan permainan edukatif H2Ours, guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem gambut.

ICRAF Indonesia menggelar pelatihan pengelolaan ekosistem gambut di Sumatera Selatan (Sumsel) dengan metode unik dan menarik. Pelatihan yang berlangsung dari 22-28 Januari 2025 ini menggunakan permainan edukatif bernama H2Ours. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Sumsel, serta perwakilan dari beberapa daerah di provinsi tersebut.
Pemilihan Sumsel sebagai lokasi pelatihan bukan tanpa alasan. Provinsi ini memiliki lahan gambut terluas di Indonesia, tersebar di beberapa kabupaten seperti OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Musi Rawas. Sayangnya, luas lahan gambut di Sumsel terus menyusut dari tahun ke tahun. Data KLHK tahun 2017 mencatat sekitar 2,1 juta hektare, angka ini turun menjadi 1,7 juta hektare di tahun 2024 menurut Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD).
Penurunan luas lahan gambut ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama kebakaran, deforestasi, dan alih fungsi lahan. Berdasarkan data Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, selama Januari-September 2024, tercatat sekitar 1.855 hektare lahan gambut terbakar di Musi Banyuasin dan 387 hektare di Banyuasin.
H2Ours, boardgame yang digunakan dalam pelatihan, merupakan alat bantu visualisasi siklus hidrologi lahan gambut. Permainan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi lahan gambut dengan kelestarian ekosistemnya. Peneliti ICRAF Indonesia, Ni’matul Khasanah, menjelaskan bahwa permainan ini membantu masyarakat memahami dampak perubahan fungsi hidrologi akibat dinamika tutupan lahan dan pembangunan kanal.
Menurut Ni’matul, permainan ini merupakan adaptasi dari permainan serupa yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Wageningen, Belanda, berdasarkan kondisi ekosistem gambut di Kalimantan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, sehingga dapat mencegah kerusakan dan risiko kebakaran lebih lanjut. Pelatihan ini juga merupakan bagian dari riset-aksi Land4Lives, yang didukung pemerintah Kanada dan dijalankan ICRAF Indonesia bekerja sama dengan Bappenas, KLHK, dan pemerintah daerah di tiga provinsi, termasuk Sumsel.
Manfaat pelatihan ini juga dirasakan langsung oleh pemerintah daerah. Martini Yulia, Kabid Perencanaan Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Banyuasin, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat membantu dalam menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) Banyuasin. Kabupaten Banyuasin, dengan ekosistem gambut yang memiliki fungsi lindung dan budidaya, menghadapi tantangan dalam pemanfaatan lahan. Pelatihan ini diharapkan dapat memastikan RPPEG dapat dijalankan sesuai tujuan, dengan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, pelatihan pengelolaan gambut dengan metode permainan edukatif oleh ICRAF Indonesia merupakan langkah inovatif dalam meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat Sumsel. Dengan memahami siklus hidrologi dan dampak dari berbagai aktivitas manusia terhadap ekosistem gambut, diharapkan upaya pelestarian gambut dapat lebih efektif dan berkelanjutan.