IESR: NTT Punya Potensi EBT Matahari Raksasa, Capai 300 GW!
Institute for Essential Services Reform (IESR) mengkaji potensi energi baru terbarukan (EBT) tenaga surya di NTT yang diperkirakan mencapai 300 Gigawatt, solusi efektif untuk kebutuhan listrik daerah.

Kupang, 8 Mei 2024 - Institute for Essential Services Reform (IESR) baru-baru ini mengungkapkan hasil kajiannya mengenai potensi energi baru terbarukan (EBT) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kajian tersebut menunjukkan potensi energi matahari di NTT yang sangat besar, diperkirakan mencapai lebih dari 300 Gigawatt (GW). Temuan ini memberikan harapan baru bagi NTT untuk memenuhi kebutuhan listriknya sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menjelaskan bahwa pemanfaatan EBT di NTT merupakan solusi yang efektif dan ramah lingkungan. Hal ini terutama mengingat konsumsi listrik di NTT yang masih relatif rendah dibandingkan provinsi lain, disebabkan oleh kondisi ekonomi dan minimnya industri yang membutuhkan pasokan listrik besar. Dengan mengembangkan EBT, NTT dapat mengatasi kekurangan energi dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Fabby menekankan pentingnya pengembangan EBT yang berkelanjutan dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Ia mencontohkan penolakan terhadap pengembangan energi panas bumi (geothermal) di Pulau Flores sebagai pembelajaran penting. Oleh karena itu, IESR menyarankan agar pengembangan EBT di NTT difokuskan pada sumber-sumber yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga matahari, biomassa, dan tenaga air.
Potensi EBT Matahari di NTT: Solusi untuk Krisis Energi dan Pendorong Ekonomi
Potensi energi matahari di NTT yang mencapai 300 GW lebih merupakan angka yang signifikan. IESR telah melakukan kajian di hampir seluruh pulau di NTT dan menemukan potensi EBT yang melimpah. Pemanfaatan energi matahari ini dinilai sebagai solusi ideal untuk mengatasi permasalahan energi di NTT, terutama ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga diesel yang mahal dan membutuhkan subsidi besar.
Dengan memanfaatkan EBT seperti energi matahari, biomassa, dan angin, NTT dapat mengurangi bahkan menghilangkan ketergantungan pada energi fosil. Hal ini akan berdampak positif pada lingkungan dan juga keuangan daerah, karena biaya operasional pembangkit EBT umumnya lebih rendah dibandingkan pembangkit konvensional.
Pengembangan EBT di NTT tidak hanya akan memenuhi kebutuhan listrik, tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Masyarakat dapat dilibatkan dalam proses pengembangan dan pemanfaatan EBT, sehingga memberikan dampak ekonomi langsung bagi mereka.
Mengatasi Hambatan dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Meskipun potensi EBT di NTT sangat besar, pengembangannya tetap menghadapi tantangan. Salah satu tantangan adalah meningkatkan aktivitas ekonomi di NTT agar mampu menyerap pasokan listrik yang meningkat. Pengembangan EBT harus diiringi dengan strategi untuk menarik investasi dan menciptakan industri baru yang berkelanjutan.
IESR juga menyoroti pentingnya menghindari pengulangan kesalahan seperti penolakan pengembangan geothermal di Flores. Oleh karena itu, pengembangan EBT harus dilakukan secara transparan dan partisipatif, dengan melibatkan masyarakat setempat dalam setiap tahapan proses. Hal ini akan memastikan bahwa pengembangan EBT tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat NTT.
Dengan pendekatan yang tepat, pengembangan EBT di NTT dapat menjadi contoh sukses bagi daerah lain di Indonesia. Potensi energi matahari yang melimpah dapat dimaksimalkan untuk menciptakan energi bersih, handal, dan terjangkau, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Jadi, kalau ini dilakukan, saya yakin seluruh NTT tidak lagi mengalami kekurangan pasokan listrik dan listriknya akan lebih handal dan harganya lebih terjangkau," kata Fabby Tumiwa.
Kesimpulannya, kajian IESR ini memberikan gambaran yang optimistis tentang masa depan energi di NTT. Dengan memanfaatkan potensi EBT yang melimpah, terutama energi matahari, NTT dapat mewujudkan ketahanan energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.