IHSG Diprediksi Variatif: Sentimen Domestik dan Global Bercampur Aduk
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif hari ini, dipengaruhi sentimen positif dari penurunan suku bunga dan net inflow investor asing, serta sentimen negatif dari peningkatan utang luar negeri dan ketidakpastian global.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bergerak variatif pada Jumat, 16 Mei 2025, di tengah sentimen domestik dan global yang bercampur aduk. Pergerakan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia hingga peningkatan utang luar negeri dan kebijakan pemerintah AS terkait ekspor semikonduktor ke China. Kondisi ini membuat pergerakan IHSG menjadi tidak pasti dan membutuhkan analisis yang cermat dari para investor.
IHSG dibuka dengan penguatan 52,08 poin atau 0,74 persen ke posisi 7.092,24, sementara Indeks LQ45 naik 1,08 persen. Namun, prediksi mixed atau variatif dari para analis menunjukkan adanya potensi fluktuasi yang signifikan sepanjang hari perdagangan. Situasi ini menuntut kewaspadaan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang 6.950 hingga 7.080. Prediksi ini mempertimbangkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dapat memengaruhi sentimen pasar dan pergerakan harga saham.
Sentimen Positif dari Dalam Negeri
Sentimen positif datang dari rebound IHSG selama tiga hari berturut-turut, diiringi apresiasi saham-saham perbankan besar (Big Banks). Hal ini sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Investor asing juga mencatatkan net inflow sebesar Rp1,68 triliun, terutama di saham-saham Big Banks. Kondisi ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia.
Namun, perlu diingat bahwa peningkatan net inflow ini tidak serta merta menjamin IHSG akan terus menguat. Faktor-faktor lain, baik domestik maupun global, tetap perlu dipertimbangkan.
Meskipun ada sentimen positif dari net inflow dan ekspektasi penurunan suku bunga, perlu diperhatikan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 430,4 miliar dolar AS, naik 6,4 persen secara tahunan. Kenaikan ULN ini perlu menjadi perhatian, karena dapat memengaruhi stabilitas ekonomi makro dan kepercayaan investor.
Sentimen Negatif dari Luar Negeri
Di sisi global, rencana pemerintah AS untuk menambah pembatasan ekspor semikonduktor ke China menimbulkan ketidakpastian. Perusahaan-perusahaan China seperti ChangXin Memory Technologies (CXMT), Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), dan Yangtze Memory Technologies Co. (YMTC) berpotensi terdampak. Hal ini dapat memengaruhi pasar saham global, termasuk IHSG.
Pertumbuhan ekonomi Jepang yang lebih rendah dari ekspektasi pada kuartal I-2025 juga menjadi sentimen negatif. Pertumbuhan ekonomi Jepang yang terkoreksi 0,7 persen (yoy) dan 0,2 persen (qoq) menunjukkan perlambatan ekonomi global. Pemerintah Jepang pun mempertimbangkan stimulus fiskal untuk mengatasi hal ini.
Kondisi pasar saham AS yang beragam juga perlu diperhatikan. Meskipun S&P 500 dan Dow Jones menguat, Nasdaq Composite justru melemah. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar saham global.
Bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan yang beragam. Nikkei dan Shanghai melemah, sementara Kuala Lumpur menguat, dan Straits Times melemah. Kondisi ini menunjukkan adanya sentimen yang beragam di pasar regional.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG hari ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait. Sentimen positif dari dalam negeri berupa ekspektasi penurunan suku bunga dan net inflow investor asing perlu diimbangi dengan kewaspadaan terhadap peningkatan ULN dan sentimen negatif dari luar negeri.
Oleh karena itu, investor disarankan untuk mencermati perkembangan situasi ekonomi domestik dan global serta melakukan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi.