IHSG Diprediksi Melemah: Sentimen Domestik dan Global Jadi Faktor Utama
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah hari ini karena sentimen domestik, seperti pertumbuhan kredit yang melambat, dan sentimen global, termasuk pelemahan Wall Street dan inflasi Eropa.

Jakarta, 25 Februari 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan bergerak melemah pada hari Selasa ini. Pelemahan ini didorong oleh sentimen domestik dan global yang kurang kondusif. IHSG dibuka dengan penguatan tipis, namun analis memprediksi koreksi akan terjadi sepanjang hari.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 11,71 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.761,31. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,28 poin atau 0,04 persen ke posisi 770,20. Namun, pergerakan positif ini diprediksi bersifat sementara.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memberikan prediksinya, "IHSG hari ini diprediksi bergerak melemah dalam range 6.680 sampai 6.800." Pernyataan ini mencerminkan ekspektasi pasar terhadap koreksi IHSG yang akan terjadi seiring dengan beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar.
Sentimen Domestik yang Membebani IHSG
Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan jumlah uang beredar (M2) pada Januari 2025 sebesar 5,9 persen year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 4,8 persen (yoy). Namun, pertumbuhan kredit justru melambat. Pertumbuhan kredit tahunan pada Januari 2025 mencapai 9,6 persen, lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 9,7 persen.
Pelemahan penyaluran kredit terlihat jelas pada segmen Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK). Kondisi ini dipengaruhi oleh suku bunga yang masih tinggi dan daya beli masyarakat yang lemah. Hal ini menunjukkan adanya tantangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Kondisi ekonomi makro yang kurang optimal ini berdampak pada sentimen investor dan berpotensi menekan pergerakan IHSG. Lambatnya pertumbuhan kredit mengindikasikan kurangnya optimisme pelaku usaha untuk berinvestasi dan berdampak pada permintaan saham di pasar modal.
Tekanan dari Sentimen Global
Di sisi global, indeks utama Wall Street menunjukkan pergerakan yang bervariasi, cenderung melemah. Indeks Nasdaq 100, yang banyak dihuni saham-saham teknologi (growth stocks), mengalami koreksi cukup dalam, yaitu minus 1,21 persen. Saham Nvidia (NVDA), perusahaan teknologi terkemuka, bahkan terkoreksi hingga minus 3,09 persen menjelang rilis laporan keuangannya.
Koreksi saham-saham teknologi ini dipicu oleh aksi profit taking dan persaingan yang semakin ketat di sektor infrastruktur kecerdasan buatan (AI). Para pelaku pasar cenderung mengambil untung setelah periode penguatan sebelumnya, dan kekhawatiran akan persaingan yang ketat dalam menghasilkan produk AI yang efisien juga ikut mempengaruhi.
Selain itu, inflasi tahunan di Eropa pada Januari 2025 tercatat sebesar 2,5 persen, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,4 persen. Lonjakan harga energi menjadi faktor utama penyebab kenaikan inflasi. Meskipun harga energi berpotensi melandai seiring meredanya tensi geopolitik Rusia-Ukraina, proses perdamaian masih berlangsung di PBB dan belum memberikan kepastian.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei melemah 376,61 poin (0,97 persen) ke level 38.400,34. Indeks Shanghai juga terkoreksi 15,67 poin (0,46 persen) ke posisi 3.357,80. Indeks Kuala Lumpur mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu 4,35 poin (14,16 persen) ke posisi 1.570,02. Sementara itu, indeks Straits Times justru menguat tipis, 0,20 poin (0,02 persen) ke posisi 3.927,95.
Pergerakan bursa saham regional ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar global, yang turut mempengaruhi sentimen investor terhadap IHSG. Kondisi ini semakin memperkuat prediksi melemahnya IHSG pada hari ini.
Secara keseluruhan, kombinasi sentimen domestik dan global yang kurang menguntungkan diperkirakan akan menyebabkan IHSG bergerak melemah pada hari ini. Pertumbuhan kredit yang melambat dan tekanan dari pasar global menjadi faktor utama yang mempengaruhi prediksi tersebut. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan ekonomi makro baik domestik maupun global sebelum mengambil keputusan investasi.