IHSG Diprediksi Melemah: Bursa Asia dan Global Tertekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah mengikuti tren negatif bursa saham Asia dan global, dipicu oleh kebijakan tarif AS yang fluktuatif dan kekhawatiran resesi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah pada Selasa, 11 Maret 2025, mengikuti tren pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. Pelemahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan tarif AS yang fluktuatif dan kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat. Penurunan IHSG juga dipengaruhi oleh revisi peringkat saham Indonesia oleh Goldman Sachs, yang berpotensi memicu aksi jual oleh investor asing.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG langsung anjlok 93,71 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.504,50. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga ikut tertekan, turun 11,71 poin atau 1,58 persen ke posisi 728,17. Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak sideways dengan potensi pelemahan lebih lanjut dalam perdagangan selanjutnya.
Pelemahan IHSG ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Presiden AS Donald Trump menolak berkomentar mengenai dampak kebijakan tarifnya yang bergejolak terhadap pasar, menambah kekhawatiran investor. Tarif balasan China terhadap beberapa impor AS telah mulai berlaku, sementara AS berencana menerapkan tarif baru pada logam tertentu. Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan dan menekan pasar saham global.
Analisis Pelemahan IHSG
Salah satu faktor utama yang menyebabkan IHSG melemah adalah revisi peringkat saham Indonesia oleh Goldman Sachs. Lembaga investasi tersebut memangkas peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight dan merevisi peringkat obligasi Indonesia 10 tahun menjadi netral. Hal ini berpotensi memicu aksi sell off oleh investor asing, terutama dalam jangka pendek.
Dampak dari kebijakan tarif AS yang fluktuatif juga turut memberikan tekanan pada IHSG. Ketidakpastian kebijakan ini menyebabkan investor cenderung menghindari risiko dan mengurangi investasi di pasar saham emerging market seperti Indonesia. Kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat juga menambah sentimen negatif di pasar global, yang berdampak pada IHSG.
Selain itu, pelemahan bursa saham Eropa juga berkontribusi pada penurunan IHSG. Indeks pan-Eropa STOXX 600 mencatat penurunan signifikan, dan indeks-indeks utama seperti DAX Jerman, FTSE 100 Inggris, dan CAC Prancis juga mengalami penurunan yang cukup tajam. Aksi jual besar-besaran di sektor teknologi di Eropa semakin memperparah situasi.
Dampak Pelemahan Bursa Saham Global
Pelemahan bursa saham Wall Street pada Senin, 10 Maret 2025, semakin memperkuat tren negatif di pasar global. Ketegangan perdagangan yang berkelanjutan dan kekhawatiran akan penutupan pemerintahan federal AS memicu ketakutan akan resesi, yang menyebabkan investor melakukan aksi jual besar-besaran. Indeks-indeks utama seperti S&P 500, Dow Jones Industrial Average, dan Nasdaq Composite Index mencatat penurunan yang signifikan.
Tren negatif ini juga terlihat di bursa saham regional Asia. Indeks-indeks utama seperti Nikkei, Shanghai, Kuala Lumpur, dan Strait Times pagi ini mencatat penurunan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pelemahan IHSG merupakan bagian dari tren penurunan yang lebih luas di pasar saham Asia dan global.
Secara keseluruhan, pelemahan IHSG pada Selasa, 11 Maret 2025, dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Revisi peringkat saham Indonesia oleh Goldman Sachs, kebijakan tarif AS yang fluktuatif, kekhawatiran resesi di AS, dan pelemahan bursa saham global semuanya berkontribusi pada penurunan IHSG. Situasi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga ketidakpastian ekonomi global mereda.
Meskipun IHSG diprediksi akan bergerak sideways dengan peluang melemah, para investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan situasi ekonomi global dan kebijakan pemerintah untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Kehati-hatian dan analisis yang cermat sangat diperlukan dalam menghadapi ketidakpastian pasar saat ini.