Investor Pesimis, Rupiah Tertekan di Tengah Melemahnya Bursa Saham
Kepercayaan investor yang merosot terhadap bursa saham Indonesia menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa pagi, di tengah kekhawatiran global.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi. Pelemahan ini, menurut pengamat pasar uang, dipengaruhi oleh menurunnya kepercayaan investor terhadap bursa saham domestik dan sejumlah faktor global yang meningkatkan pesimisme pasar. Pelemahan rupiah terjadi di tengah kenaikan indeks dolar AS dan kekhawatiran akan dampak kebijakan ekonomi global.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa kepercayaan investor terhadap bursa saham dalam negeri turut memberikan tekanan pada rupiah. Ia menambahkan bahwa pesimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi domestik tercermin dalam pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan tren penurunan signifikan sejak awal tahun. Kondisi ini semakin memperburuk sentimen pasar dan berdampak negatif pada nilai tukar rupiah.
Penurunan IHSG, yang mencapai 931,21 poin atau 13,13 persen secara year to date (ytd), dari 7.164 pada 2 Januari 2025 menjadi 6.161,22 pada 24 Maret 2025, menjadi salah satu indikator utama melemahnya kepercayaan investor. Kondisi ini diperparah dengan kenaikan indeks dolar AS dan kekhawatiran global lainnya, yang turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
Analisis Melemahnya Rupiah
Ariston Tjendra memaparkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pelemahan rupiah. Kenaikan indeks dolar AS pagi ini ke kisaran 104,30, dibandingkan 104,10 pada hari sebelumnya, menjadi salah satu faktor eksternal yang menekan rupiah. Selain itu, antisipasi dampak negatif dari kebijakan kenaikan tarif Presiden AS Donald Trump yang akan berlaku pada 2 April mendatang juga turut meningkatkan kekhawatiran pasar.
Konflik baru di Timur Tengah juga menambah ketidakpastian global dan memicu kekhawatiran pelaku pasar. Gabungan faktor-faktor ini menciptakan sentimen negatif yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah akan berada di kisaran Rp16.590 hingga Rp16.600 per dolar AS, dengan potensi support sekitar Rp16.500 per dolar AS.
Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah melemah 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.610 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di Rp16.568 per dolar AS. Kondisi ini menunjukkan dampak nyata dari menurunnya kepercayaan investor terhadap bursa saham dan faktor-faktor global yang mempengaruhi pasar keuangan Indonesia.
Dampak Melemahnya Bursa Saham terhadap Rupiah
Korelasi antara kinerja bursa saham dan nilai tukar rupiah cukup erat. Ketika investor kehilangan kepercayaan terhadap pasar saham domestik, mereka cenderung menarik investasi mereka, yang dapat menyebabkan aliran modal keluar (capital outflow). Aliran modal keluar ini akan meningkatkan permintaan dolar AS dan menekan nilai tukar rupiah.
Penurunan IHSG yang signifikan sejak awal tahun menunjukkan melemahnya sentimen investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Ketidakpastian ini membuat investor cenderung lebih berhati-hati dan mengurangi investasi di pasar saham Indonesia.
Kondisi ini diperparah oleh faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan konflik geopolitik. Faktor-faktor ini dapat memperburuk sentimen pasar dan menyebabkan aliran modal keluar dari Indonesia, yang pada akhirnya menekan nilai tukar rupiah.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan otoritas terkait untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan investor dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Langkah-langkah tersebut dapat berupa kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, serta upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia.
Kesimpulannya, pelemahan rupiah pagi ini merupakan cerminan dari kompleksitas faktor-faktor ekonomi domestik dan global. Menurunnya kepercayaan investor terhadap bursa saham Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dan diatasi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depannya.