BNI berhasil raih laba bersih Rp5,4 triliun di Q1 2025, didorong pertumbuhan kredit yang sehat dan transformasi digital.

Perbankan di Indonesia menerapkan strategi prudent untuk menjaga pertumbuhan kredit meskipun menghadapi tantangan ekonomi global, dengan tetap mengutamakan kualitas aset dan likuiditas.

Bank Indonesia (BI) memastikan perlambatan pertumbuhan kredit pada Maret 2025 bukan indikasi pelemahan mendasar sektor perbankan, didorong minat penyaluran kredit yang tinggi dan likuiditas perbankan yang memadai.

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan akan melambat hingga 11 persen di tahun 2025, seiring dengan meningkatnya risiko ketidakpastian global.

Bank Indonesia (BI) telah memberikan insentif sebesar Rp370,6 triliun hingga minggu kedua April 2025 untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor-sektor prioritas ekonomi nasional.

Permata Bank membukukan pertumbuhan kredit 6 persen yoy menjadi Rp156,6 triliun di Q1 2025, didorong kinerja positif segmen korporasi, komersial, dan konsumen, serta peningkatan rasio CASA.

OJK Bali melaporkan pertumbuhan kredit perbankan di Bali per Januari 2025 hanya 6,34 persen, melambat karena fokus pada restrukturisasi kredit dampak pandemi dan penurunan rasio Loan at Risk.

Perbanas memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 mencapai 10,6 persen, didorong optimisme pertumbuhan ekonomi dan momentum Ramadan, meskipun daya beli masyarakat masih lemah.

Bank Sampoerna memasang target pertumbuhan kredit yang optimistis, yakni sebesar 10-12 persen di tahun 2025, dengan fokus pada segmen UMKM dan perluasan ke segmen wholesale, serta peningkatan kerja sama dengan fintech dan mitra konvensional.

OJK Papua mencatat penurunan dana pihak ketiga (DPK) pada 2024 sebesar Rp65,3 triliun, namun sektor kredit justru meningkat 5,88 persen secara yoy, mendorong pertumbuhan ekonomi di Papua.