IMDI 2025: Ukur Kecakapan Digital Masyarakat Indonesia
Kementerian Kominfo luncurkan IMDI 2025 untuk mengukur kecakapan digital masyarakat Indonesia dan mendorong akselerasi ekonomi digital lewat berbagai program pelatihan dan pendidikan.

Jakarta, 27 Januari 2024 - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi meluncurkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025. IMDI akan menjadi alat ukur utama untuk menilai tingkat kecakapan digital masyarakat Indonesia. Langkah ini penting untuk memetakan kesiapan Indonesia menghadapi era transformasi digital.
Wakil Menteri Kominfo, Angga Raka Prabowo, menjelaskan bahwa IMDI tidak hanya fokus mencetak talenta digital, tetapi juga mengukur seberapa cakap masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital. Hal ini disampaikannya dalam peluncuran program Digital Talent Scholarship dan IMDI 2025 di Cikarang, Jawa Barat.
Angga menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam mendukung keberhasilan transformasi digital. Digital Talent Center (DTC) berperan penting dalam hal ini, menyediakan pelatihan dan pendidikan bagi berbagai kalangan, mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, pekerja, hingga masyarakat umum. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi tantangan era digital.
Lebih lanjut, Angga mengungkapkan bahwa peluncuran IMDI 2025 merupakan upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi ekonomi digital Indonesia. Kominfo berupaya melibatkan semua pihak demi mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen. Kolaborasi lintas sektor dinilai sangat krusial untuk keberhasilan program ini.
Plt. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, menjelaskan bahwa survei IMDI akan memetakan adopsi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Hasil survei akan difokuskan pada daerah dengan indeks rendah untuk penguatan SDM yang lebih terarah.
IMDI 2025 didasarkan pada empat pilar utama: infrastruktur digital, keterampilan digital, industri digital, dan literasi digital. Data dari keempat pilar ini kemudian digabungkan menjadi satu indeks yang merepresentasikan kecakapan digital masyarakat di berbagai daerah. Proses pengukuran ini didukung oleh sembilan DTC di seluruh Indonesia, termasuk DTC Cikarang sebagai pusat pengembangan talenta digital nasional.
Selain IMDI, Kominfo juga meluncurkan program pendidikan di Politeknik Digital Jogja (Poldigi), yang sebelumnya dikenal sebagai Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMM) Jogja. Poldigi menawarkan beragam program studi, antara lain S1 Teknologi Digital, Bisnis Digital, Komunikasi Media Digital, dan S2 Terapan Transformasi Digital. Saat ini, Poldigi memiliki sekitar 2.500 mahasiswa setiap tahunnya, termasuk penerima beasiswa Kominfo yang telah menghasilkan lebih dari 3.000 alumni.
Kominfo juga berencana memperluas jaringan DTC hingga ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan lahan yang telah disediakan oleh Otorita IKN, DTC di wilayah EduTown akan dibangun dengan standar IKN. Kehadiran Poldigi di DTC akan memudahkan akses masyarakat terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus pergi ke Jogja.
IMDI 2025 diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat Indonesia. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital secara maksimal.