Imigrasi RI: Perlintasan WNA di Wilayah Timur Indonesia Meningkat Signifikan
Plt Dirjen Imigrasi melaporkan peningkatan signifikan perlintasan WNA di wilayah timur Indonesia, melampaui wilayah barat pada periode 2023-Januari 2025, terutama melalui Bali, Makassar, dan Manado.

Jakarta, 25 Februari 2025 - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi, Saffar Muhammad Godam, mengungkapkan data mengejutkan terkait perlintasan warga negara asing (WNA) di Indonesia. Data menunjukkan intensitas perlintasan WNA di wilayah timur Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah barat. Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dari total perlintasan WNA di Indonesia sepanjang tahun 2023 hingga Januari 2025, sebanyak 56,4 persen terjadi di wilayah timur. Angka ini menunjukkan dominasi wilayah timur sebagai pintu masuk dan keluar utama bagi WNA di Indonesia. Peningkatan ini menjadi sorotan penting bagi otoritas imigrasi dalam mengawasi dan mengatur arus lalu lintas WNA di Indonesia.
Lebih lanjut, Plt Dirjen Imigrasi menjelaskan bahwa data tersebut mencerminkan tren peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini tidak hanya terjadi pada jumlah perlintasan, tetapi juga pada tindakan administratif dan penegakan hukum keimigrasian di wilayah timur.
Lima Titik Tersibuk Perlintasan WNA di Wilayah Timur
Lima pintu masuk internasional di wilayah timur Indonesia mencatat volume perlintasan WNA tertinggi. Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali berada di posisi teratas, diikuti oleh Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sam Ratulangi Manado, PLBN Motaain Atambua, dan Bandara Zainuddin Abdul Madjid Mataram. Kelima titik ini menjadi fokus utama pengawasan imigrasi.
Data menunjukan peningkatan pemeriksaan keimigrasian terhadap WNA yang masuk dan keluar Indonesia melalui wilayah timur. Pada tahun 2024, pemeriksaan kedatangan WNA meningkat sebesar 24,01 persen dibandingkan tahun 2023, dari 5.906.559 menjadi 7.324.825 pemeriksaan. Pada Januari 2025 saja, tercatat 602.092 pemeriksaan kedatangan WNA.
Tren serupa juga terlihat pada pemeriksaan keberangkatan WNA. Pemeriksaan keberangkatan meningkat sebesar 21,57 persen di tahun 2024, dari 5.966.795 menjadi 7.253.850 pemeriksaan. Pada Januari 2025, tercatat 639.622 pemeriksaan keberangkatan WNA. Data ini menunjukkan peningkatan aktivitas perlintasan WNA di wilayah timur yang signifikan.
Penegakan Hukum Keimigrasian di Wilayah Timur
Peningkatan perlintasan WNA juga diiringi dengan peningkatan tindakan penegakan hukum keimigrasian. Sepanjang tahun 2024, tercatat 1.758 tindakan administratif keimigrasian diberikan kepada orang asing di wilayah timur, dan 189 tindakan pada Januari 2025. Selain itu, 42 orang asing dijatuhi sanksi pidana (pro justitia) pada tahun 2024, dan satu orang pada Januari 2025.
Saffar menambahkan, "Data ini menunjukkan bahwa capaian kinerja penegakan hukum keimigrasian satuan kerja di wilayah timur tahun 2024 berkontribusi sebesar 37,7 persen tindakan administratif keimigrasian (TAK) dan 35,9 persen pro justitia terhadap capaian nasional Indonesia." Hal ini menunjukan pentingnya peran wilayah timur dalam pengawasan dan penegakan hukum keimigrasian di Indonesia.
Kesimpulannya, data yang dipaparkan Plt Dirjen Imigrasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam perlintasan WNA di wilayah timur Indonesia. Peningkatan ini membutuhkan strategi dan pengawasan yang lebih ketat dari pihak imigrasi untuk memastikan keamanan dan ketertiban nasional.