Indonesia dan Thailand Perkuat Kerja Sama Industri Halal untuk Tingkatkan Nilai Perdagangan
Presiden Prabowo dan PM Thailand sepakat perkuat kerja sama industri halal dan ekonomi digital untuk tingkatkan nilai perdagangan kedua negara.

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan industri halal. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan bilateral di Bangkok, Thailand, pada Senin (19/5), dengan tujuan utama meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan dan standardisasi industri halal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai perdagangan bilateral yang saat ini mencapai US$18 miliar. Kedua negara berkomitmen untuk segera mengadakan Komisi Perdagangan Bersama pertama.
Selain industri halal, kedua pemimpin negara juga membahas penguatan ekonomi digital, terutama dalam bidang teknologi finansial, e-commerce, dan infrastruktur. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memanfaatkan potensi ekonomi digital.
Pengembangan Industri Halal sebagai Fokus Utama
Industri produk halal di Asia Tenggara tidak hanya didominasi oleh negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, tetapi juga Thailand. Thailand telah memiliki badan sertifikasi halal sendiri sejak tahun 1948. Fakta ini menunjukkan Thailand memiliki pengalaman panjang dan kapabilitas yang mumpuni dalam industri halal.
“Pengembangan industri halal menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Thailand di Gedung Pemerintah Thailand,” ujar Presiden Prabowo. Hal ini menggarisbawahi betapa seriusnya kedua negara dalam memajukan sektor ini.
Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pelaku usaha di kedua negara. Dengan standardisasi yang lebih baik, produk halal dari Indonesia dan Thailand dapat lebih mudah diterima di pasar internasional.
Keamanan Pangan dan Ketahanan Rantai Pasok
Perdana Menteri Shinawatra menambahkan bahwa kerja sama industri halal termasuk dalam kerangka kerja keamanan pangan. Kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama melalui perdagangan produk pertanian dan industri halal.
Presiden Prabowo juga menyampaikan keinginan kedua negara untuk memperkuat ketahanan rantai pasokan dan membangun usaha patungan untuk pengelolaan dan penyimpanan pangan. Langkah ini penting untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan terjangkau bagi masyarakat kedua negara.
Inisiatif ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya kerja sama regional dalam menghadapi tantangan global terkait pangan. Dengan memperkuat rantai pasokan dan pengelolaan pangan, Indonesia dan Thailand dapat mengurangi risiko krisis pangan di masa depan.
Reaktivasi Forum Energi Indonesia-Thailand
Selain kerja sama di bidang industri halal dan keamanan pangan, Indonesia dan Thailand juga berencana untuk mengaktifkan kembali Forum Energi Indonesia-Thailand. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan investasi dan partisipasi entitas Thailand di sektor energi Indonesia.
“Kami menyambut partisipasi entitas Thailand di sektor energi Indonesia dan akan membuka kembali Forum Energi Indonesia-Thailand pada tahun ini,” kata Presiden Prabowo. Forum ini diharapkan menjadi platform penting untuk membahas peluang investasi dan kerja sama di sektor energi.
Reaktivasi forum energi ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperluas kerja sama di berbagai sektor strategis. Dengan meningkatkan investasi di sektor energi, Indonesia dan Thailand dapat memperkuat ketahanan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kerja sama antara Indonesia dan Thailand dalam industri halal, keamanan pangan, dan sektor energi diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara. Dengan memperkuat hubungan bilateral, Indonesia dan Thailand dapat menghadapi tantangan global dengan lebih baik dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.