RI-Thailand Kolaborasi Kembangkan Industri Halal, Tingkatkan Nilai Perdagangan Hingga USD18 Miliar!
Presiden RI dan PM Thailand sepakat kerja sama pengembangan industri halal untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara hingga 18 miliar dolar AS.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah mencapai kesepakatan penting untuk menjalin kerja sama dalam pengembangan industri halal. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia dan Thailand, yang saat ini mencapai angka 18 miliar dolar AS. Pertemuan bilateral ini berlangsung di Government House, Bangkok, pada hari Senin.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya standardisasi industri halal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kedua negara. Fokus utama kerja sama ini mencakup sektor fintech, e-commerce, dan pengembangan infrastruktur. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pelaku usaha di Indonesia dan Thailand.
“Kami juga berkomitmen menyelenggarakan First Joint Trade Commission dalam waktu dekat,” ujar Presiden Prabowo, menandaskan keseriusan kedua negara dalam merealisasikan kerja sama ini. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat implementasi berbagai program yang telah disepakati.
Fokus pada Pengembangan dan Standardisasi Industri Halal
Pengembangan industri halal menjadi fokus utama dalam kerja sama ini. Indonesia dan Thailand menyadari potensi besar yang dimiliki oleh industri halal di pasar global. Standardisasi produk halal diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk-produk dari kedua negara di pasar internasional. Kerja sama ini juga mencakup pertukaran pengetahuan dan teknologi terkait sertifikasi halal.
Thailand, meskipun bukan negara dengan mayoritas penduduk Muslim, telah memiliki badan sertifikasi halal sejak tahun 1948. Pengalaman Thailand dalam mengelola sertifikasi halal ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Kedua negara dapat saling bertukar informasi dan praktik terbaik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem sertifikasi halal masing-masing.
PM Paetongtarn Shinawatra menambahkan bahwa kerja sama industri halal ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan di kawasan. “Untuk area ketahanan pangan, kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama melalui perdagangan produk-produk pertanian, juga industri halal,” katanya.
Ketahanan Pangan dan Sektor Energi Jadi Prioritas
Selain industri halal, ketahanan pangan juga menjadi perhatian utama dalam pertemuan bilateral ini. Indonesia dan Thailand sepakat untuk memperkuat rantai pasok pangan dan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk pengelolaan dan penyimpanan makanan. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan pangan dan mengurangi risiko kekurangan pangan di kedua negara.
Presiden Prabowo juga menyinggung tentang kerja sama di sektor energi. Indonesia dan Thailand berencana untuk mengaktifkan kembali Indonesia-Thailand Energy Forum. Forum ini akan menjadi platform bagi kedua negara untuk membahas isu-isu terkait energi dan menjajaki peluang investasi di sektor energi.
“Kami membuka kesempatan untuk entitas-entitas dari Thailand untuk berpartisipasi dalam sektor energi Indonesia, dan kami juga akan membuka kembali Indonesia-Thailand Energy Forum pada tahun ini,” kata Presiden Prabowo, menunjukkan komitmen Indonesia untuk mempererat kerja sama di bidang energi.
Pertemuan bilateral ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara. Delegasi Indonesia terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman. Sementara itu, PM Paetongtarn Shinawatra didampingi oleh Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, Anutin Chanvirakul, serta para menteri lainnya.
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Thailand semakin erat dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara. Kerja sama di berbagai sektor, termasuk industri halal, ketahanan pangan, dan energi, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.