Indonesia Dorong Implementasi Penuh Visi ASEAN 2045: Bukan Sekadar Aspirasi, tapi Aksi Nyata!
Indonesia menekankan pentingnya implementasi penuh Visi ASEAN 2045, menegaskan bahwa visi ini harus diwujudkan menjadi tindakan nyata demi kesejahteraan rakyat kawasan.

Indonesia secara tegas menyuarakan harapannya agar Visi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) 2045 dapat diimplementasikan secara menyeluruh dan tidak hanya berhenti pada tataran aspirasi. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam acara ASEAN Day 2025 yang berlangsung di Jakarta pada hari Jumat. Penekanan pada implementasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa visi jangka panjang tersebut memberikan dampak konkret bagi masyarakat di seluruh kawasan.
Menurut Menteri Sugiono, penting bagi ASEAN untuk menerjemahkan visi ini menjadi serangkaian tindakan nyata yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat. Beliau menegaskan bahwa masyarakat membutuhkan hasil yang nyata, bukan sekadar rencana atau gagasan semata. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret diperlukan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang terkandung dalam Visi ASEAN 2045.
Agar ASEAN tetap relevan dan mampu menghadapi tantangan global, Sugiono menggarisbawahi perlunya aksi kolektif dari seluruh negara anggota. Aksi ini mencakup investasi dalam kapasitas kelembagaan untuk respons krisis, penguatan integrasi ekonomi regional, serta percepatan transformasi digital. Selain itu, upaya bersama juga harus difokuskan pada penanganan ancaman transnasional, mulai dari perdagangan manusia hingga isu perubahan iklim yang semakin mendesak.
Mewujudkan Relevansi melalui Aksi Kolektif
Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan bahwa relevansi ASEAN di masa depan sangat bergantung pada kemampuan kolektifnya untuk bertindak. Visi ASEAN 2045 membutuhkan komitmen bersama untuk berinvestasi dalam kapasitas kelembagaan, yang memungkinkan respons cepat dan efektif terhadap berbagai krisis yang mungkin timbul. Hal ini mencakup penguatan mekanisme koordinasi dan pengambilan keputusan di antara negara-negara anggota.
Selain itu, integrasi ekonomi regional menjadi pilar penting dalam mewujudkan Visi ASEAN 2045. Penguatan ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tetapi juga menciptakan pasar yang lebih besar dan kompetitif bagi seluruh anggota. Transformasi digital juga menjadi prioritas utama, mengingat perannya yang krusial dalam meningkatkan konektivitas, inovasi, dan efisiensi di berbagai sektor.
Ancaman transnasional, seperti perdagangan manusia dan perubahan iklim, memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. ASEAN harus memperkuat kerangka kerja sama lintas batas untuk mengatasi masalah-masalah ini secara efektif. Tanpa aksi kolektif yang kuat, upaya individual tidak akan mampu menanggulangi skala tantangan yang ada, sehingga menghambat pencapaian Visi ASEAN 2045.
Pentingnya Persatuan dan Diplomasi dalam ASEAN
Sugiono menegaskan bahwa semua upaya untuk mewujudkan Visi ASEAN 2045 tidak akan mungkin tercapai tanpa adanya persatuan yang kokoh di antara negara-negara anggota. Persatuan menjadi fondasi utama bagi setiap inisiatif dan kebijakan yang diambil oleh organisasi ini. Oleh karena itu, Indonesia mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk senantiasa menyelesaikan perbedaan melalui jalur diplomasi dan dialog yang konstruktif.
Menghindari eskalasi ketegangan adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan kohesi di kawasan. Dalam konteks ini, Indonesia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Malaysia atas perannya sebagai Ketua ASEAN 2025. Malaysia telah memfasilitasi dialog yang penting untuk meredakan ketegangan yang muncul, menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip perdamaian dan penyelesaian konflik secara damai.
Indonesia juga menegaskan kesiapannya untuk menawarkan bantuan apa pun yang diperlukan dalam proses ini. Pendekatan konsultatif, terukur, dan berlandaskan rasa saling menghormati adalah tradisi yang telah lama dipegang oleh ASEAN. Tradisi ini menjadi ciri khas dalam cara ASEAN berinteraksi dan menyelesaikan isu-isu sensitif, memastikan bahwa setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan bersama.
Peran Sentral Indonesia dalam Sejarah dan Masa Depan ASEAN
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok. Lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand, merupakan motor penggerak awal organisasi regional ini. Sejak awal, Indonesia telah menjadi salah satu penggerak utama dalam pembentukan dan pengembangan ASEAN.
Hingga kini, Indonesia terus memainkan peran penting dalam menjaga persatuan, mendorong sentralitas ASEAN di kawasan, serta memfasilitasi dialog antarnegara. Keberadaan Markas Besar ASEAN di Jakarta sejak tahun 1967 menjadi simbol peran strategis Indonesia dalam organisasi ini. Lokasi ini memfasilitasi koordinasi dan komunikasi yang efektif di antara negara-negara anggota.
Saat ini, ASEAN memiliki sepuluh negara anggota penuh, dan proses keanggotaan penuh Timor-Leste sedang berlangsung. Timor-Leste dijadwalkan akan secara resmi bergabung pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Ekspansi ini menunjukkan dinamika dan pertumbuhan ASEAN sebagai organisasi regional yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan geopolitik.