Indonesia Lakukan Mitigasi Jaga Surplus Perdagangan dengan AS di Tengah Kebijakan Trump
Mendag Budi Santoso ungkap upaya mitigasi untuk menjaga surplus perdagangan Indonesia-AS di tengah kebijakan Presiden Trump, termasuk menjaga hubungan baik dan menghindari kebijakan yang merugikan ekspor Indonesia.

Jakarta, 7 Maret 2024 - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menekankan pentingnya langkah mitigasi untuk melindungi surplus perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) di tengah kebijakan ekonomi yang diterapkan Presiden Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan Mendag dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk menjaga hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara. Mendag Budi Santoso menyatakan, "Jadi, Dubes tadi juga ingin menyampaikan, juga sepakat bahwa harus ada hubungan baik. Jangan sampai kita kena dampak, mudah-mudahan sih nggak ya." Langkah ini dinilai krusial untuk mencegah dampak negatif potensial dari kebijakan AS terhadap Indonesia.
Salah satu fokus utama mitigasi adalah menghindari kebijakan yang dapat membahayakan produk ekspor Indonesia ke pasar AS. Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya menjaga akses pasar yang telah diraih dan mencegah hambatan perdagangan baru. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga hubungan baik dengan AS menjadi prioritas utama.
Mitigasi Risiko dan Pertemuan Bisnis
Sebagai bagian dari strategi mitigasi, Indonesia berencana mengadakan pertemuan bisnis dengan AS dalam waktu dekat. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan persepsi dan memastikan kelancaran perdagangan di antara kedua negara. Hal ini penting untuk mengantisipasi potensi dampak negatif dari kebijakan AS terhadap ekspor Indonesia.
Mendag Budi Santoso menjelaskan, "Kita harus jaga pasar itu, caranya gimana, caranya ya pasar Amerika yang masuk ke Indonesia dijaga, jangan kita juga bikin kebijakan yang tidak bagus buat mereka, sehingga produk-produk kita, akses pasar kita yang ke sana juga tidak diganggu." Pernyataan ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan ekonomi dengan AS.
Pertemuan bisnis tersebut diharapkan dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik antara kedua negara mengenai kebijakan perdagangan masing-masing dan membuka peluang untuk menyelesaikan potensi konflik perdagangan di masa depan. Kerjasama yang erat dan komunikasi yang terbuka menjadi kunci keberhasilan upaya mitigasi ini.
Optimisme Terhadap Kerja Sama Indonesia-AS
Meskipun adanya potensi tantangan, baik Indonesia maupun AS tetap optimistis bahwa kerja sama bilateral akan terus berjalan dengan baik. Kedua negara berkomitmen untuk memperkuat hubungan dagang dan memastikan kelancaran arus perdagangan. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri kedua negara dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Sebelumnya, Presiden Trump sempat mengusulkan kebijakan tarif 100 persen untuk negara anggota BRICS dan kenaikan tarif sebesar 60 persen pada produk China. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan ketegangan geopolitik dan mengganggu rantai pasok global. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan Indonesia sangat penting untuk melindungi kepentingan nasional.
Pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kelancaran perdagangan dengan AS. Komitmen untuk menjaga hubungan baik dan menghindari kebijakan yang merugikan ekspor Indonesia menjadi kunci keberhasilan upaya ini. Diharapkan, kerja sama ekonomi Indonesia-AS akan tetap kuat dan saling menguntungkan di masa mendatang.
Langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh pemerintah Indonesia masih terus dikaji dan disesuaikan dengan perkembangan situasi. Namun, komitmen untuk menjaga surplus perdagangan dengan AS tetap menjadi prioritas utama.