Indonesia: Manfaatkan Peluang di Pasar Otomotif ASEAN
GAIKINDO mendorong Indonesia untuk mengambil keuntungan dari kondisi pasar otomotif ASEAN yang kurang menguntungkan di beberapa negara, guna mempertahankan dominasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
![Indonesia: Manfaatkan Peluang di Pasar Otomotif ASEAN](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/23/220132.143-indonesia-manfaatkan-peluang-di-pasar-otomotif-asean-1.jpeg)
Indonesia perlu memanfaatkan peluang di pasar otomotif ASEAN, demikian disampaikan Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kukuh Kumara, Kamis (23/1) di Jakarta. Pernyataan ini muncul di tengah kondisi kurang optimal di beberapa negara ASEAN, khususnya Thailand. Kukuh menekankan pentingnya Indonesia mengambil momentum ini untuk memperkuat posisinya di pasar regional.
Saat ini, Indonesia masih memimpin pasar otomotif ASEAN baik dalam produksi maupun penjualan, disusul Malaysia dan Thailand yang juga tengah menghadapi tantangan. GAIKINDO melihat peluang bagi Indonesia untuk mempertahankan dominasi ini, dengan dukungan kebijakan yang menguntungkan konsumen dan produsen. Hal ini sangat penting mengingat industri otomotif berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah isu pajak tambahan Opsen di beberapa daerah. Kukuh Kumara menyoroti perlunya peninjauan kembali kebijakan ini agar tidak merugikan industri otomotif. Menurutnya, pajak Opsen sedikit mengganggu pertumbuhan sektor ini. Senada dengan hal itu, pengamat otomotif Bebin Djuana juga menekankan pentingnya dukungan penuh pemerintah terhadap industri otomotif, terutama di tengah kondisi yang kurang kondusif.
Bebin Djuana menyatakan, "Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, terutama di masa sulit seperti saat ini. Ketika pemerintah mau bantu industri ini, jangan setengah-setengah." Dukungan tersebut dinilai krusial untuk menjaga keberlangsungan industri yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Sementara itu, proyeksi penjualan Gaikindo untuk tahun 2025 mencapai 950 ribu unit kendaraan roda empat. Angka ini tentu saja masih bersifat proyeksi dan dapat berubah tergantung kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah. Sebagai perbandingan, penjualan mobil roda empat di tahun 2024 menunjukkan penurunan. Data Gaikindo mencatat penjualan wholesales sebanyak 865.723 unit (turun 13,9 persen dibandingkan 2023) dan penjualan retail sebanyak 889.680 unit (turun 10,9 persen dibandingkan 2023).
Kesimpulannya, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif ASEAN. Namun, keberhasilan ini membutuhkan strategi yang tepat, dukungan kebijakan pemerintah yang konsisten, dan antisipasi terhadap tantangan seperti pajak tambahan Opsen. Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, Indonesia dapat mempertahankan dominasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor otomotif.