Indonesia-Vietnam Targetkan Transaksi Bilateral US$18 Miliar pada 2028
Presiden Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, sepakat meningkatkan kerja sama bilateral ekonomi kedua negara hingga mencapai transaksi US$18 miliar pada tahun 2028.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Indonesia dan Vietnam bertekad untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral mereka secara signifikan. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, telah menyepakati target transaksi ekonomi bilateral senilai 18 miliar dolar AS (sekitar Rp294,1 triliun) pada tahun 2028. Kesepakatan ini diumumkan dalam pernyataan bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Kesepakatan ini menandai babak baru dalam hubungan kedua negara. Kerja sama yang sebelumnya telah erat, kini akan ditingkatkan menjadi "comprehensive strategic partnership" atau kemitraan strategis komprehensif. Langkah ini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat hubungan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa.
Pertemuan bilateral tersebut menghasilkan kesepakatan konkret dalam tiga sektor utama. Ketiga sektor tersebut adalah industri perikanan, pendidikan dan pelatihan di bidang engineering dan ekonomi digital, serta kerja sama antara bank sentral Indonesia dan Vietnam. Kerja sama yang komprehensif ini diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara.
Penguatan Kerja Sama di Berbagai Sektor
Presiden Prabowo Subianto menekankan keinginan Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan Vietnam hampir di semua bidang. "Kita benar-benar ingin perkuat dan lakukan kerja sama di hampir semua bidang. Politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, bidang rakyat ke rakyat dengan pertukaran kunjungan di bidang pendidikan dan sains. Hampir di semua bidang kita ingin tingkatkan kerja sama dan melakukan sesuai dengan integrasi ekonomi yang baik," ujar Presiden Prabowo.
Kerja sama di sektor perikanan akan difokuskan pada peningkatan produksi dan perdagangan hasil laut. Sementara itu, kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan engineering serta ekonomi digital akan berkontribusi pada peningkatan sumber daya manusia dan pengembangan teknologi di kedua negara. Kerja sama bank sentral akan memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan.
Kemitraan strategis komprehensif ini juga akan mencakup kerja sama di bidang politik, pertahanan dan keamanan, serta people-to-people contact melalui pertukaran kunjungan di bidang pendidikan dan sains. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Momentum Peningkatan Hubungan Bilateral
Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya momentum tahun ini untuk meningkatkan hubungan Indonesia-Vietnam ke tingkat yang lebih tinggi. Beliau menyatakan bahwa tahun 2024 merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis komprehensif. Hal ini didasarkan pada persamaan sejarah dan nilai-nilai yang dianut kedua negara, khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara.
Presiden Prabowo menyebut persamaan sejarah dan nilai dalam melawan penjajahan, baik imperialisme maupun kolonialisme, sebagai landasan kuat bagi kerja sama yang lebih erat. Dengan visi yang sama untuk mencapai kemakmuran dan kemajuan bangsa pada tahun 2045, Indonesia dan Vietnam berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bersama.
Kerja sama yang komprehensif ini diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi kedua negara, sekaligus memperkuat hubungan diplomatik dan persahabatan antara Indonesia dan Vietnam.
Target transaksi bilateral sebesar US$18 miliar pada tahun 2028 merupakan bukti nyata komitmen bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kerja sama yang kuat dan terintegrasi, Indonesia dan Vietnam optimis dapat mencapai target yang telah ditetapkan.