Industri Bola Basket Indonesia: Dari Lapangan Hingga Ekonomi
Perkembangan bola basket Indonesia menuju industri yang signifikan ditandai dengan meningkatnya jumlah penonton, inovasi format pertandingan, dan kolaborasi strategis untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan.

Basket Indonesia: Lebih dari Sekadar Olahraga
Kehadiran Piala Dunia Basket 2023 di Jakarta menjadi titik balik bagi industri bola basket Indonesia. Bukan hanya sekadar ajang olahraga internasional, event ini sukses memperlihatkan potensi besar bola basket untuk menjadi penggerak ekonomi Tanah Air. Meskipun belum sepopuler sepak bola, antusiasme penggemar basket Indonesia terus meningkat, membuka peluang besar pengembangan industri ini.
Mengapa dan Bagaimana Bola Basket Menjadi Industri?
Ketua Umum Perbasi periode 2015-2024, Danny Kosasih, memiliki visi untuk menjadikan bola basket sebagai peluang ekonomi yang signifikan. Piala Dunia Basket 2023 menjadi momentum penting dalam mewujudkan visi tersebut, menunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah yang handal dan sekaligus memperkuat ekosistem bola basket nasional. Suksesnya penyelenggaraan event ini juga terbukti dari tingginya jumlah penonton.
IBL: Inovasi Menggairahkan Industri
Indonesian Basketball League (IBL), liga bola basket profesional Indonesia, mengambil langkah inovatif sejak musim 2024 dengan mengadopsi format kandang-tandang (home-away). Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menjelaskan bahwa format ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan memperkuat basis penggemar di daerah. Hasilnya pun signifikan: peningkatan jumlah penonton hingga 72 persen dibandingkan tahun sebelumnya, baik secara langsung di stadion maupun melalui siaran televisi dan platform digital.
Format ini juga memberikan otonomi lebih kepada manajemen klub untuk berinovasi dalam segi pendapatan, tidak hanya dari tiket pertandingan. Kreativitas klub dalam penyelenggaraan pertandingan terbukti mampu menambah daya tarik kompetisi. Kolaborasi dengan B League, liga basket profesional Jepang, semakin memperkuat langkah IBL dalam mengembangkan industri bola basket di Indonesia. Kolaborasi ini meliputi pengelolaan liga hingga pengembangan klub, dengan tujuan menjaga keberlanjutan dan mendorong orientasi bisnis klub.
Dari Tiket Premium Hingga UMKM
Kesuksesan IBL juga terlihat dari penjualan tiket. Pada Final IBL 2023, Pelita Jaya Jakarta menjual habis tiket seharga Rp300.000 per tiket, dan di musim 2024 mereka bahkan menciptakan inovasi dengan kursi tepi lapangan premium yang memberikan pengalaman eksklusif bagi penonton. Inovasi ini membuktikan bahwa industri bola basket Indonesia mampu menghasilkan pendapatan yang signifikan.
Membangun Ekosistem Berkelanjutan
IBL juga fokus membangun ekosistem berkelanjutan dengan memperbaiki 75 lapangan bola basket di enam kota. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap bola basket sejak usia dini. Selain infrastruktur, IBL juga mendorong partisipasi UMKM melalui penjualan merchandise klub, seperti yang dilakukan Dewa United Banten Basketball dengan tiga gerai resmi penjualan pernak-pernik klub.
Kesimpulan
Perkembangan industri bola basket Indonesia menunjukkan progres yang signifikan. Dengan berbagai inovasi dan kolaborasi strategis, optimisme untuk menjadikan bola basket sebagai motor penggerak ekonomi semakin nyata. Perjalanan masih panjang, namun langkah-langkah yang telah diambil menunjukkan arah yang tepat menuju kesuksesan.