Pertandingan IBL Kandang-Tandang: Dorong Ekonomi Daerah?
Format pertandingan kandang-tandang IBL berpotensi meningkatkan ekonomi daerah lewat peningkatan jumlah penonton dan aktivitas bisnis terkait, menurut Direktur Utama IBL.

Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, baru-baru ini menyatakan bahwa sistem pertandingan kandang-tandang berpotensi signifikan dalam menggairahkan perekonomian daerah. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada tanggal 23 Januari. Sistem ini tidak hanya menguntungkan klub, tetapi juga berdampak positif pada pelaku usaha lokal.
Junas menjelaskan, dengan konsistensi dan keberlanjutan ekosistem IBL, dampak ekonomi akan terasa di masyarakat. Penjualan merchandise, seperti jersey, dan atribut klub lainnya akan meningkat. Kehadiran bintang-bintang bola basket juga menjadi daya tarik tersendiri.
Manajemen IBL secara aktif mendukung klub dalam membangun ekosistem olahraga yang berkelanjutan. Meskipun antusiasme penonton IBL belum setinggi NBA, tren positif menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Junas optimistis, ke depannya, menonton IBL akan menjadi budaya baru di Indonesia.
Data IBL mencatat ratusan ribu penonton di stadion, khususnya dari kalangan remaja dan dewasa, sejak diterapkannya sistem kandang-tandang di IBL 2024. Angka ini diproyeksikan terus meningkat berkat kolaborasi antara klub, pemerintah daerah, swasta, dan komunitas basket lokal.
Junas membandingkan antusiasme penonton di Amerika Serikat, khususnya NBA, yang sangat tinggi. Kehadiran penonton di stadion atau kegiatan nonton bareng membuktikan ekosistem olahraga yang kuat mampu mendorong partisipasi masyarakat.
Untuk menumbuhkan minat masyarakat menonton langsung pertandingan basket di Indonesia, Junas menyoroti tiga hal penting. Pertama, pembangunan dan peningkatan infrastruktur olahraga, seperti Gelanggang Olahraga (GOR), untuk meningkatkan kenyamanan penonton.
Kedua, menciptakan suasana aman dan nyaman selama pertandingan. Ketiga, menciptakan 'local hero' atau figur inspiratif yang dapat membangun rasa bangga dan kedekatan emosional dengan tim lokal. Dengan konsistensi dalam ketiga hal ini, ekosistem olahraga akan terbangun, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Dampak positif lainnya adalah peningkatan prestasi atlet melalui regenerasi dan pembinaan sejak usia dini. Dengan demikian, sistem kandang-tandang IBL tidak hanya sekadar pertandingan olahraga, tetapi juga menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dan prestasi olahraga di Indonesia.