Inovator ASEAN Buktikan Swadaya Mampu Ciptakan Solusi Kawasan
Inovasi di Asia Tenggara buktikan kemandirian ASEAN dalam menciptakan solusi permasalahan kawasan tanpa bergantung pada negara luar, khususnya inovasi ekonomi biru.

Jakarta, 19 Februari 2024 (ANTARA) - Inovator-inovator Asia Tenggara telah menunjukkan kemampuan kawasan dalam menciptakan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi secara mandiri. Hal ini membuktikan bahwa ASEAN tidak lagi perlu bergantung pada solusi dari luar kawasan.
Deputi Sekretaris Jenderal untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, Satvinder Singh, menyatakan, "Saya pikir sebagaimana yang kita tahu, kita tak lagi perlu terpaku pada negeri-negeri Barat untuk mencari jawaban dan solusi, karena kini begitu banyak inovasi bisa tercipta di kawasan kita sendiri." Pernyataan ini disampaikannya di Jakarta, Rabu, dalam agenda ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching.
Singh menekankan keberhasilan negara-negara ASEAN dan mitra-mitranya dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk mengatasi berbagai tantangan. Sumber daya tersebut terbukti mampu mendorong perkembangan startup di kawasan, khususnya yang berfokus pada ekonomi biru berkelanjutan.
Inovasi Ekonomi Biru ASEAN: Solusi Swadaya untuk Masa Depan
Keberhasilan berbagai inovasi tersebut, menurut Singh, menunjukkan implementasi Strategi Inovasi Biru ASEAN yang dijalankan bersama mitra-mitra seperti Pemerintah Jepang dan UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa) berjalan efektif. Program ini telah berhasil mendorong munculnya solusi-solusi inovatif dan berkelanjutan untuk berbagai permasalahan lingkungan dan ekonomi di kawasan.
Lebih lanjut, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimamura, menjelaskan bahwa melalui ASEAN Blue Economy Challenge (ABIC), UNDP bersama ASEAN dan pemerintah Jepang telah menyaring 60 inovasi ekonomi biru terbaik dari negara-negara ASEAN dan Timor Leste. Inovasi-inovasi tersebut mencakup empat aspek utama: pariwisata berkelanjutan, perikanan, mitigasi perubahan iklim, dan pengelolaan sampah plastik laut.
Shimamura menyoroti beberapa inovasi menarik, seperti pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi penyakit ikan dan budidaya rumput laut di laut dalam menggunakan energi surya. Inovasi-inovasi ini menunjukkan potensi besar teknologi dalam mendukung ekonomi biru berkelanjutan.
Pameran Inovasi: Jembatan Menuju Investasi dan Pengembangan
Pameran yang diadakan pada Rabu tersebut juga bertujuan untuk menghubungkan para inovator ekonomi biru ASEAN dengan calon investor. Hal ini diharapkan dapat membantu pengembangan produk dan inovasi mereka sehingga memberikan manfaat yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun internasional. UNDP berkomitmen untuk memfasilitasi kolaborasi ini demi kemajuan ekonomi biru berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Agenda ini menunjukkan komitmen nyata ASEAN dan mitra-mitranya dalam mendorong kemandirian dan inovasi di kawasan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi terkini, ASEAN mampu menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk berbagai permasalahan yang dihadapi. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa ASEAN mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam menghadapi tantangan global.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi negara-negara lain untuk mengembangkan inovasi lokal guna menghadapi tantangan serupa. Kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan dampak positif dari inovasi-inovasi tersebut bagi masyarakat dan lingkungan.
Dengan demikian, ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching bukan hanya sekadar pameran, melainkan juga bukti nyata komitmen ASEAN dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan mandiri melalui inovasi ekonomi biru.