Kedaulatan Pangan Biru: Sinergi Ekonomi Biru dan MBG untuk Indonesia Emas
Indonesia berupaya membangun kedaulatan pangan biru melalui sinergi ekonomi biru dan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menghadapi tantangan global dan mencapai ketahanan pangan nasional.

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar dunia dengan garis pantai lebih dari 99 ribu kilometer dan keanekaragaman hayati laut yang melimpah, memiliki potensi ekonomi biru yang luar biasa. Potensi ini, yang mencapai 1,33 miliar dolar AS per tahun atau lebih dari Rp20 triliun, mampu menyerap 45 juta lapangan kerja. Namun, tantangan seperti overfishing dan perubahan iklim mengancam keberlanjutannya. Strategi pembangunan ekonomi biru dan pangan biru, diintegrasikan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global, termasuk tarif impor tinggi dari negara lain, dan membangun ketahanan pangan nasional.
Program MBG, yang menargetkan 83 juta penerima manfaat hingga 2029, bukan hanya sekadar penyediaan makanan gratis, tetapi investasi untuk generasi sehat dan produktif. Integrasi dengan ekonomi biru menawarkan peluang besar untuk memberdayakan ekonomi lokal, khususnya di daerah pesisir. Dengan melibatkan nelayan dan UMKM perikanan dalam pengadaan bahan baku MBG, program ini menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong kemandirian ekonomi desa. Pangan biru, yang meliputi ikan, rumput laut, dan kerang, berperan penting dalam pengentasan malnutrisi dan memperkuat industri perikanan nasional.
Pemanfaatan hasil laut untuk MBG tidak hanya menekan angka stunting, tetapi juga mengurangi ketergantungan impor pangan, membuka peluang di sektor pariwisata bahari dan energi terbarukan, serta mendorong praktik perikanan berkelanjutan. Akuakultur berkelanjutan, inovasi pangan laut seperti tepung ikan dan susu ikan, menjadi solusi untuk menyediakan protein hewani bergizi dan terjangkau. Dengan demikian, MBG menjadi strategi adaptif terhadap tekanan global, memastikan ketahanan pangan nasional meskipun pasar ekspor terganggu.
Penguatan Infrastruktur dan Pelatihan untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Biru
Suksesnya integrasi MBG dengan ekonomi biru membutuhkan langkah strategis yang terkoordinasi. Pertama, penguatan infrastruktur, termasuk fasilitas penyimpanan dan distribusi hasil laut yang efisien, sangat penting untuk menjaga kualitas produk perikanan dan kelancaran pasokan bahan makanan bergizi untuk MBG. Kedua, pelatihan dan edukasi bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan tentang praktik berkelanjutan dan manajemen rantai pasok yang efisien, menjadi kunci untuk pertumbuhan sektor perikanan yang berkelanjutan.
Ketiga, kolaborasi multi-sektor, melibatkan pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat, krusial untuk implementasi yang efektif. Perguruan tinggi berperan strategis dalam pengembangan teknologi akuakultur berkelanjutan, inovasi pangan laut, dan pelatihan bagi nelayan dan UMKM. Mereka juga dapat menjadi pusat advokasi kebijakan publik yang berbasis bukti ilmiah.
Keempat, inovasi teknologi modern, seperti akuaponik dan sistem pemantauan berbasis sensor, dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk pangan laut. Dengan demikian, integrasi ekonomi biru dan MBG diharapkan dapat membangun kedaulatan pangan berbasis laut yang tangguh terhadap tekanan global, menjadikan Indonesia sebagai pelopor negara maritim yang berdaulat dan berkeadilan.
Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Biru
Perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam mewujudkan kedaulatan pangan biru. Melalui riset dan inovasi, mereka dapat mengembangkan teknologi akuakultur berkelanjutan, menciptakan inovasi pangan laut bergizi untuk mendukung MBG, serta memberikan pelatihan kepada nelayan dan UMKM pesisir. Peran advokasi kebijakan publik berbasis bukti ilmiah juga sangat penting untuk mendorong kebijakan kelautan dan pangan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan implementasi yang efektif dan terencana. Dengan sinergi ini, Indonesia dapat memanfaatkan potensi lautnya secara berkelanjutan untuk ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
Integrasi ekonomi biru dan MBG adalah strategi kunci untuk membangun kedaulatan pangan Indonesia yang tahan terhadap tekanan global. Laut Indonesia, sebagai anugerah, harus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan generasi kini dan mendatang. Perguruan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan inovasi memiliki tanggung jawab besar untuk mendorong transformasi ini, memastikan Indonesia tidak hanya tangguh menghadapi tantangan global, tetapi juga menjadi pelopor negara maritim yang berdaulat dan berkeadilan. "Laut Indonesia adalah anugerah yang harus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk generasi kini dan mendatang," ujar Misbakhul Munir, S.Si., M.Kes., Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.