INSTRAN Desak Pemprov DKI Aktifkan Kembali Fasilitas "Park and Ride" Ragunan
Inisiatif Strategis Transportasi (INSTRAN) mendesak Gubernur dan Wagub DKI Jakarta untuk mengaktifkan kembali lahan parkir di Ragunan sebagai fasilitas "park and ride" guna mengurangi kemacetan dan mendorong penggunaan transportasi umum.

Inisiatif Strategis Transportasi (INSTRAN) meminta Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno, untuk kembali mengoperasikan lahan parkir di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) sebagai fasilitas "park and ride". Hal ini disampaikan Ketua Umum INSTRAN, Budi Susandi, dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Rabu. Langkah ini dinilai krusial untuk mengurangi kemacetan dan mendorong warga beralih ke transportasi umum.
Selama pandemi COVID-19, lahan parkir TMR digunakan oleh pengguna TransJakarta koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) untuk memarkir kendaraan mereka. Namun, setelah pandemi berakhir, lahan tersebut tidak lagi difungsikan. Budi Susandi menekankan pentingnya fasilitas ini bagi warga yang berasal dari wilayah selatan Jakarta, seperti Ragunan, Ciganjur, Kebagusan, hingga Depok, yang dapat memarkir kendaraan pribadi mereka di Ragunan sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan TransJakarta.
"Ini sangat membantu sekali bagi mereka yang menggunakan TransJakarta dari arah Selatan, yakni arah Ragunan, Ciganjur, Kebagusan sampai Depok. Dari sana (rumah) menggunakan motor atau mobil pribadi, diparkir di Ragunan lalu (mereka) menggunakan TransJakarta (dari Halte Ragunan)," ungkap Budi Susandi.
Lahan Parkir Ragunan: Solusi Atasi Kemacetan Jakarta?
Budi Susandi meyakini bahwa lahan parkir di TMR, yang mampu menampung ratusan mobil dan motor, dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi umum. Dengan demikian, kemacetan di Jakarta diharapkan dapat berkurang secara signifikan. Ia juga menambahkan bahwa langkah ini mendukung program peralihan ke angkutan umum ("shifting") untuk mengurangi kemacetan di pusat kota.
"Ini juga sangat mengurangi (kemacetan). Artinya tadi, sudah mendukung program shifting (beralih) ke angkutan umum. Mereka akan beralih menggunakan angkutan umum ke arah pusat kota," jelas Budi Susandi.
INSTRAN merujuk pada data peningkatan jumlah kendaraan bermotor pribadi sebagai penyebab utama kemacetan di Jakarta. Pada tahun 2002, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta tercatat 4.518.819 unit, dengan mobil pribadi hanya 35,3 persen. Namun, pada tahun 2024, jumlah tersebut meningkat drastis menjadi 24.356.653 unit, dengan mobil pribadi mencapai 4.354.155 unit.
Kebutuhan Instruksi Pemerintah untuk Reaktivasi Park and Ride
Berdasarkan data tersebut, Budi Susandi menyimpulkan bahwa pengendalian pergerakan kendaraan pribadi menjadi kunci mengatasi kemacetan. Reaktivasi lahan parkir di TMR sebagai fasilitas "park and ride" dianggap sebagai salah satu solusi efektif.
"Kami mohon agar diaktifkan kembali fungsi park and ride di Kebun Binatang Ragunan sebagai fasilitas parkir untuk pengguna TransJakarta," tegas Budi Susandi. Ia menambahkan bahwa dibutuhkan instruksi langsung dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar lahan parkir tersebut dapat segera beroperasi kembali.
Dengan demikian, diharapkan adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi kemacetan Jakarta melalui optimalisasi penggunaan transportasi umum dan fasilitas pendukung seperti "park and ride" di Ragunan.
Pengaktifan kembali fasilitas "park and ride" di Ragunan membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk memastikan kelancaran operasional dan aksesibilitas bagi pengguna TransJakarta. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan mendukung program pemerintah dalam mendorong penggunaan transportasi umum.