Integrasi Sains dan Keimanan: Guru Besar UI Perkenalkan Konsep 'DAI5 CFD'
Guru Besar UI, Prof. Ahmad Indra Siswantara, memadukan sains dan keimanan dalam konsep 'DAI5 CFD' untuk penyelesaian masalah ilmiah dengan kesadaran yang lebih dalam.

Depok, 10 Maret 2024 - Prof. Ir. Ahmad Indra Siswantara, Ph.D., Guru Besar tetap bidang ilmu Computational Fluid Dynamics (CFD) di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), telah memperkenalkan konsep inovatif yang memadukan sains dan keimanan: 'DAI5 CFD'. Konsep ini diungkapkannya dalam pidato pengukuhannya berjudul “DAI5-CFD sebagai Jalur Ilmiah Menuju Realitas Hakiki: Allah, Sang Maha Esa, Pencipta Segala”, di Kampus UI Depok.
Konsep DAI5 CFD ini menjawab pertanyaan bagaimana ilmu pengetahuan dan keimanan dapat saling memperkaya. Prof. Ahmad menekankan bahwa ilmu sejati tak terpisahkan dari keimanan, memberikan kesadaran akan keteraturan alam semesta dan tujuan di balik setiap fenomena. Hukum-hukum fisika, baginya, merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, ciptaan Sang Pencipta. Pidato pengukuhan ini menandai langkah signifikan dalam mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam praktik ilmiah.
DAI5 CFD bukan sekadar metode ilmiah, melainkan pendekatan holistik. Prof. Ahmad menjelaskan bahwa penerapan konsep ini bertujuan untuk memastikan setiap proses penyelesaian masalah ilmiah, khususnya dalam CFD, tidak hanya berfokus pada hasil teknis, tetapi juga mempertimbangkan makna dan tujuan ilmu itu sendiri. Dengan kata lain, ini adalah upaya untuk menciptakan keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kesadaran spiritual dalam mengejar pengetahuan.
Memahami Konsep DAI5 CFD
DAI5, singkatan dari Deep Awareness of I, Intention, Initial-Thinking, Idealization, dan Instruction-Set, merupakan kerangka berpikir lima langkah yang saling berkaitan. Langkah pertama, Deep Awareness of I (Kesadaran Diri yang Mendalam), menekankan pentingnya menyadari posisi kita sebagai manusia dalam pencarian ilmu. "Kita bukan sekadar individu yang mengolah data dan persamaan, tetapi manusia yang memiliki kesadaran akan keteraturan semesta," jelas Prof. Ahmad.
Langkah kedua, Intention (Niat), menekankan pentingnya niat yang tulus dalam menuntut ilmu, yaitu untuk memahami alam dan mengambil manfaat darinya, bukan sekadar mengejar prestasi atau teknologi tanpa arah. Langkah ketiga, Initial Thinking (Pemikiran Awal), mendorong pemahaman mendalam masalah sebelum memulai perhitungan dan simulasi, memastikan pendekatan yang selaras dengan hukum alam. Idealization (Idealisasi), langkah keempat, menekankan pembangunan model dan asumsi yang realistis, mempertimbangkan keberlanjutan, etika, dan dampak luas dari ilmu yang dikembangkan.
Terakhir, Instruction-Set (Instruksi Set) menekankan eksekusi solusi dengan kesadaran dan tanggung jawab, memastikan manfaat ilmu tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan dunia. Prof. Ahmad menegaskan, "DAI5 CFD adalah upaya untuk menyatukan sains dan keimanan, sehingga kita tidak hanya menjadi ilmuwan yang cerdas, tetapi juga ilmuwan yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab." Melalui pendekatan ini, diharapkan ilmuwan tidak hanya menghasilkan solusi ilmiah yang baik, tetapi juga memberikan makna dan tujuan yang lebih tinggi bagi penemuan-penemuan mereka.
Dengan memadukan aspek ilmiah dan spiritual, Prof. Ahmad berharap konsep DAI5 CFD dapat menginspirasi ilmuwan lain untuk mengkaji ulang pendekatan mereka terhadap ilmu pengetahuan. Ia menekankan bahwa ilmu yang sejati mampu menjelaskan fenomena dan membawa manusia lebih dekat pada pemahaman realitas hakiki. Konsep ini merupakan kontribusi berharga dalam dunia akademik, khususnya bagi mereka yang ingin menggabungkan kecerdasan intelektual dengan kesadaran spiritual dalam mengejar ilmu pengetahuan.
Konsep DAI5 CFD ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih bertanggung jawab dan bermakna, yang tidak hanya bermanfaat bagi kemajuan teknologi, tetapi juga untuk kesejahteraan umat manusia. Prof. Ahmad, yang akrab disapa Prof. DAI, berharap konsep ini dapat diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan dan peneliti di masa mendatang.