Investor OKI Diharapkan Ramaikan Bursa Saham Syariah Rusia
Rusia berencana membentuk pasar bursa saham syariah untuk menarik investasi dari negara-negara OKI, termasuk Indonesia, dengan proyeksi investasi lebih dari US$10 miliar.

Rusia membuka peluang investasi bagi negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Indonesia, untuk berpartisipasi dalam pembentukan pasar bursa saham syariah. Inisiatif ini diumumkan menyusul keberhasilan percobaan pembiayaan kemitraan berbasis syariah di beberapa wilayah Rusia, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam volume transaksi.
Rencana ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan Investasi Republik Tatarstan, Taliya Minullina. Ia menjelaskan bahwa parlemen Rusia berencana memperpanjang percobaan selama tiga tahun dan memperluas daftar transaksi yang sesuai dengan prinsip syariah, termasuk kemungkinan asuransi bersama atas kepentingan properti. Perubahan ini diharapkan mampu menarik investasi signifikan dari negara-negara OKI.
Proyek ini ditargetkan untuk meningkatkan daya tarik instrumen pembiayaan kemitraan berbasis syariah dan diperkirakan akan menarik investasi lebih dari US$10 miliar dalam proyek-proyek di Rusia. Para ahli bahkan memprediksi peningkatan investasi hingga sepuluh kali lipat dalam dua tahun ke depan.
Pembentukan Pasar Bursa Saham Syariah di Rusia
Untuk memfasilitasi investasi dari negara-negara OKI, Rusia berencana membentuk pasar bursa saham khusus. Langkah ini akan memungkinkan pelaku ekonomi besar untuk memasuki pasar Rusia dan menerbitkan berbagai instrumen keuangan syariah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dengan adanya pasar bursa ini, diharapkan akan tercipta standar yang jelas dan menarik lebih banyak investasi modal.
Proses pembentukan pasar bursa ini didukung oleh pelatihan intensif bagi para profesional, termasuk pemodal, pengacara, dan manajer, yang mengikuti standar Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI). AAOIFI sendiri berperan penting dalam menjaga dan mempromosikan standar syariah dalam lembaga keuangan Islam.
Platform investasi syariah yang sepenuhnya halal juga tengah dipersiapkan untuk diluncurkan pada Mei 2025. Platform ini akan mematuhi standar AAOIFI dan dikelola oleh para ahli keuangan Islam. Proyek ini dijalankan bersama dengan dua sumber pendanaan Arab dan bertujuan untuk membiayai perusahaan rintisan yang menjanjikan di Rusia dan negara-negara Commonwealth of Independent States (CIS).
Peluang Investasi dan Kerja Sama Ekonomi Syariah
Investor yang tertarik dapat memperoleh bagian dari keuntungan masa depan sesuai prinsip syariah, sementara pelaku usaha dapat menarik dana mitra dan menerbitkan obligasi Islam (sukuk). Seiring dengan peluncuran platform ini, AAOIFI akan menyelenggarakan konferensi internasional pertama di Rusia dengan tema "Keuangan dan Investasi Islam: Mempromosikan Pembangunan Berkelanjutan dan Kemitraan Global" dalam rangka KazanForum 2025.
Taliya Minullina menekankan bahwa perkembangan keuangan Islam akan berdampak positif bagi perdagangan internasional. Omzet perdagangan Rusia dengan negara-negara OKI selama sembilan bulan pertama tahun 2024 mencapai US$106 miliar, dengan kontribusi Tatarstan sebesar US$5,9 miliar. Hal ini menjadikan Tatarstan sebagai jembatan penghubung antara Rusia dan negara-negara OKI.
Sekretaris Jenderal General Council for Islamic Banks and Financial Institutions (CIBAFI), Abdelilah Belatik, juga mengamini hal tersebut. Ia menyatakan bahwa peningkatan transaksi antara Rusia dan negara-negara OKI, terutama Turki, UEA, negara-negara Teluk Persia, Malaysia, dan Indonesia, menunjukkan potensi besar kerja sama ekonomi syariah.
Indonesia sebagai Pemain Utama
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan pengembang sektor ekonomi halal yang aktif, diyakini akan menjadi salah satu peserta utama dalam pasar bursa saham syariah Rusia. Hal ini diperkuat dengan rencana penandatanganan perjanjian zona perdagangan bebas antara Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan Indonesia pada tahun 2025.
Beberapa bidang kerja sama ekonomi syariah di masa depan antara Rusia dan negara-negara OKI meliputi investasi bersama dalam aset perusahaan, industri halal, pengembangan gaya hidup halal, serta kerja sama di bidang pengobatan dan pendidikan. Dengan potensi yang besar ini, kerja sama ekonomi syariah antara Rusia dan negara-negara OKI diproyeksikan akan semakin berkembang pesat.
"Jelaslah bahwa keuangan Islam juga akan diminati dalam hubungan dengan Rusia, di mana terdapat lebih dari 20 juta Muslim. Salah satu bidang kerja sama yang menjanjikan adalah perdagangan. Pada tahun 2025, penandatanganan perjanjian zona perdagangan bebas antara Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan Indonesia diharapkan," kata Abdelilah Belatik.