Jakarta Butuh Pentas Seni Harian untuk Dongkrak Pariwisata dan Kesejahteraan Seniman
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana, mendesak Pemprov DKI untuk membangun pusat pentas seni harian demi menarik wisatawan dan mensejahterakan seniman Jakarta.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana, pada Minggu, 18 Mei 2023, mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk segera membangun pusat pentas seni yang beroperasi setiap hari. Hal ini bertujuan untuk menarik wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan para seniman Ibu Kota. Saat ini, Jakarta dinilai masih kekurangan tempat pentas seni yang rutin dan dapat diakses wisatawan setiap hari, berbeda dengan daerah lain seperti Bali dan Bandung yang telah memiliki atraksi budaya serupa. Ketiadaan pusat pentas seni yang konsisten dinilai menghambat potensi pariwisata Jakarta dan kesejahteraan senimannya.
Yudha Permana menekankan pentingnya pusat pentas seni sebagai wadah bagi seniman Jakarta untuk berkarya dan mendapatkan penghasilan. Ia melihat potensi besar pariwisata Jakarta yang belum tergali secara maksimal. Dengan adanya pusat pentas seni, diharapkan wisatawan memiliki lebih banyak pilihan hiburan, dan seniman dapat memperoleh penghasilan yang layak.
Pernyataan Yudha Permana ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa saat ini, hanya Setu Babakan yang menawarkan pertunjukan seni, itupun tidak setiap hari. Oleh karena itu, ia mendorong Dinas Kebudayaan DKI Jakarta untuk segera merealisasikan pembangunan pusat kesenian ini sebagai solusi konkret untuk meningkatkan taraf hidup seniman dan daya tarik wisata Jakarta.
Membangun Ekosistem Seni yang Berkelanjutan di Jakarta
Yudha Permana meyakini bahwa dengan adanya pusat pentas seni yang dikelola secara profesional, ekosistem seni di Jakarta akan semakin hidup. Hal ini akan berdampak positif, tidak hanya bagi seniman, tetapi juga bagi perekonomian daerah. Para seniman akan mendapatkan penghasilan yang stabil, dan Jakarta akan semakin menarik bagi wisatawan.
Ia membandingkan Jakarta dengan daerah lain seperti Bali (Tari Kecak) dan Bandung (Saung Angklung Udjo) yang telah sukses mengembangkan atraksi budaya mereka. Keberhasilan tersebut, menurut Yudha, dapat ditiru oleh Jakarta dengan membangun pusat pentas seni yang terintegrasi dan dikelola dengan baik.
Dengan pengelolaan yang profesional, pusat pentas seni ini diharapkan dapat menghasilkan pendapatan sendiri melalui penjualan tiket dan sumber pendapatan lainnya. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah dan menciptakan keberlanjutan program.
Lebih lanjut, Yudha menambahkan bahwa pusat kesenian ini tidak hanya sekadar tempat pentas, tetapi juga sebagai wadah untuk melestarikan dan mempromosikan seni budaya Jakarta. Dengan demikian, pusat kesenian ini dapat menjadi kebanggaan bagi warga Jakarta dan daya tarik bagi wisatawan.
Solusi Jangka Panjang untuk Kesejahteraan Seniman dan Pariwisata Jakarta
Gagasan Yudha Permana untuk membangun pusat pentas seni di Jakarta merupakan solusi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan seniman dan daya tarik wisata. Dengan adanya tempat pentas yang terjadwal dan terkelola dengan baik, seniman akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menampilkan karya mereka dan mendapatkan penghasilan.
Selain itu, pusat pentas seni ini juga akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Mereka dapat menikmati berbagai pertunjukan seni budaya Indonesia, yang akan memperkaya pengalaman wisata mereka.
Keberadaan pusat pentas seni ini diharapkan dapat menjadi solusi yang komprehensif, meningkatkan pendapatan seniman, dan sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jakarta. Dengan demikian, potensi ekonomi kreatif Jakarta dapat tergali secara optimal.
Dengan pengelolaan yang profesional dan terintegrasi, pusat pentas seni ini dapat menjadi ikon baru Jakarta, yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian Jakarta dan kesejahteraan senimannya. "Kalau ekosistemnya hidup, senimannya bahagia bisa mendapatkan pemasukan bisa bekerja dan mendapatkan gaji yang layak," ujar Yudha Permana.
Pusat kesenian ini juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah, karena pendapatan dapat diperoleh dari penjualan tiket dan sumber lain. Dengan demikian, keberlanjutan program ini dapat terjamin.