Jembatan Kabe di Sulbar Bangun Kembali Usai Rusak Akibat Banjir, Kolaborasi Pemprov dan Swasta
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan PT Manakarra Unggul Lestari (MUL) berkolaborasi membangun kembali Jembatan Kabe di Mamuju yang rusak akibat banjir Oktober 2024, dengan anggaran Rp500 juta dari APBD Sulbar dan tambahan dana dari PT MUL.

Banjir yang melanda Desa Leling Barat, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju pada bulan Oktober 2024 lalu telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, salah satunya adalah Jembatan Kabe. Kerusakan ini mengganggu aksesibilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Namun, berkat kolaborasi apik antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan perusahaan swasta PT Manakarra Unggul Lestari (MUL), jembatan tersebut kini telah dibangun kembali.
Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, Minggu lalu mengumumkan selesainya pembangunan Jembatan Kabe. Ia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur daerah. Pembangunan jembatan ini menjadi contoh nyata sinergi yang menguntungkan semua pihak, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar Kecamatan Tommo.
Proses pembangunan Jembatan Kabe melibatkan alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulbar sebesar Rp500 juta. PT MUL, sebagai perusahaan perkebunan sawit yang juga terdampak kerusakan jembatan, turut berkontribusi dengan menambah dana untuk menutupi kekurangan anggaran. Hal ini menunjukkan komitmen nyata perusahaan swasta dalam mendukung pembangunan daerah.
Kolaborasi Pemprov Sulbar dan PT MUL: Solusi Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan Jembatan Kabe merupakan bukti nyata dari kolaborasi yang efektif antara pemerintah daerah dan sektor swasta. Kerjasama ini tidak hanya mempercepat proses pembangunan, tetapi juga menunjukkan efisiensi penggunaan anggaran. Dengan adanya tambahan dana dari PT MUL, pembangunan jembatan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan optimal.
Gubernur Suhardi Duka menyampaikan apresiasinya atas kerjasama yang terjalin. Ia berharap model kolaborasi ini dapat menjadi contoh bagi pembangunan infrastruktur lainnya di Sulawesi Barat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong partisipasi aktif sektor swasta dalam pembangunan ekonomi daerah.
Jembatan Kabe yang telah selesai dibangun kini telah dapat dilalui oleh masyarakat Kecamatan Tommo dan digunakan oleh PT MUL untuk aktivitas ekonomi perusahaan. Pembangunan ini memberikan dampak positif bagi perekonomian dan mobilitas masyarakat sekitar.
Ketahanan Jembatan dan Perencanaan Jangka Panjang
Meskipun telah dibangun kembali, Jembatan Kabe memiliki perkiraan masa pakai sekitar tiga tahun. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat telah merencanakan langkah-langkah untuk memastikan keberlanjutan infrastruktur tersebut dalam jangka panjang.
Pembangunan Jembatan Kabe akan dimasukkan sebagai program dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Hal ini menunjukkan komitmen Pemprov Sulbar untuk mengalokasikan anggaran secara berkelanjutan demi menjaga kualitas dan ketahanan jembatan tersebut.
Pemprov Sulbar juga berencana mengalokasikan anggaran kembali untuk pembangunan Jembatan Kabe pada APBD Sulbar tahun 2028. Langkah ini bertujuan untuk membangun jembatan yang lebih kuat dan tahan lama, sehingga dapat melayani masyarakat dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Dengan perencanaan yang matang dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan Jembatan Kabe dapat menjadi contoh keberhasilan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Sulawesi Barat.
Pembangunan kembali Jembatan Kabe tidak hanya memperbaiki aksesibilitas, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi yang sukses antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun Sulawesi Barat.