Pemkab Batang Revitalisasi Infrastruktur Pasca Bencana Banjir, Anggaran Rp1,5 Miliar
Pemkab Batang mengalokasikan Rp1,5 miliar dari dana tak terduga untuk revitalisasi 13 titik infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir bandang di beberapa kecamatan.

Kabupaten Batang, Jawa Tengah, tengah fokus memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir bandang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang menggelontorkan dana tak terduga sebesar Rp1,5 miliar untuk revitalisasi sejumlah infrastruktur penting, terutama jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan signifikan.
Bencana banjir bandang telah mengakibatkan kerusakan pada 13 titik infrastruktur di berbagai wilayah Kabupaten Batang. Kerusakan ini meliputi jalan dan jembatan yang menjadi akses vital bagi masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang, Wahyu Budi Santosa, pada Minggu lalu.
Wahyu Budi Santosa menjelaskan, pendanaan revitalisasi infrastruktur ini bersumber dari dana tak terduga dan sebagian dari anggaran pemeliharaan insidental yang tersedia. Prioritas utama perbaikan difokuskan pada memastikan hasil perbaikan bersifat permanen. "Dari hasil rapat, revitalisasi infrastruktur yang terdampak banjir dan tanah longsor akan menggunakan dana tak terduga atau biaya tak terduga. Sebagian juga akan memanfaatkan anggaran pemeliharaan insidental yang ada," jelasnya.
Salah satu proyek prioritas adalah perbaikan Jembatan Kali Kupang di Wonotunggal. Perbaikan jembatan ini ditargetkan selesai dalam dua pekan. Sementara itu, Jembatan Kali Belo di Tersono, yang merupakan akses utama, ditargetkan selesai dalam tiga minggu. Meskipun masih bersifat darurat, perbaikan ini akan memungkinkan kendaraan roda empat dan sepeda motor untuk kembali melintasi jembatan tersebut.
Perbaikan Jembatan Kali Belo awalnya direncanakan menggunakan jembatan bailey. Namun, rencana tersebut diubah. DPUPR akan menggunakan konstruksi jembatan rangka IWF yang sudah tersedia di workshop mereka. Desain jembatan baru ini tanpa pilar tengah untuk meminimalisir risiko kerusakan akibat banjir di masa mendatang.
Selain jembatan, akses Jalan Desa Surodadi-Pujud juga menjadi prioritas perbaikan. Jalan ini kini menjadi akses utama setelah Jembatan Kali Belo terputus. Beberapa titik lainnya yang juga akan diperbaiki antara lain jembatan Mlagen di Kecamatan Blado, jembatan penghubung Desa Tambakboyo-Pacet, Jalan Krakalan-Sigemplong Kecamatan Bawang, jalan Bandar-Gerlang, jembatan Kali Bengis, dan jembatan Gantung Merah Putih yang menghubungkan Desa Kranggan-Kebumen.
Kepala Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan, Endro Suryono, turut mendampingi Wahyu Budi Santosa dalam memberikan keterangan pers. Ia menekankan bahwa perbaikan infrastruktur ini penting untuk memastikan aksesibilitas masyarakat tetap terjaga dan pemulihan ekonomi pasca bencana dapat berjalan lancar. Semua titik kerusakan akan mendapat penanganan khusus agar kerusakan tidak berulang di kemudian hari.