Kabel Bawah Laut Swedia-Latvia Rusak: Investigasi Bersama Swedia, Latvia & NATO
Kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan Latvia dan Swedia rusak akibat gangguan eksternal, memicu penyelidikan bersama antara Swedia, Latvia, dan NATO, meningkatkan kekhawatiran akan sabotase di Laut Baltik.
Sebuah kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan kota pelabuhan Ventspils, Latvia dengan Pulau Gotland, Swedia, dilaporkan mengalami kerusakan signifikan pada Minggu, 26 Januari 2024. Kerusakan ini dikonfirmasi oleh Pusat Radio dan Televisi Negara Latvia (LVRTC), pemilik kabel tersebut, yang mendeteksi gangguan transmisi data. Insiden ini langsung memicu respons cepat dari berbagai pihak, termasuk Swedia, Latvia dan NATO.
Vineta Sprugaine, Kepala Komunikasi Korporat LVRTC, menyatakan kuat dugaan kerusakan signifikan diakibatkan 'pengaruh eksternal'. Kabel yang terletak di kedalaman lebih dari 50 meter ini memerlukan perbaikan segera. Proses perbaikan menunggu kesepakatan untuk mengerahkan kapal khusus ke lokasi kejadian.
Perdana Menteri Latvia, Kristersson, dan Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, telah berkomunikasi intensif. Keduanya menegaskan kerjasama erat antara Swedia, Latvia, dan NATO untuk menyelidiki insiden ini, termasuk patroli keamanan di sekitar lokasi dan pemeriksaan kapal-kapal di area tersebut. Latvia telah memulai penyelidikan kriminal dan meningkatkan pertukaran informasi dengan negara-negara sekutu.
Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas insiden ini, menyebutnya sebagai kejadian terbaru yang mengganggu infrastruktur penting di Laut Baltik. Solidaritas penuh diberikan kepada Swedia dan Latvia. Hal senada diungkapkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, yang menekankan bahwa insiden ini merupakan bagian dari serangkaian peristiwa di Laut Baltik dan akan mendiskusikan pencegahan dan respons terhadap ancaman hibrida, khususnya mengingat aktivitas Rusia.
Serangan Terhadap Infrastruktur di Laut Baltik
Laut Baltik, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, telah menjadi saksi bisu beberapa insiden yang melibatkan infrastruktur penting. Insiden ini meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan tersebut. Contohnya, pada akhir Desember 2023, Finlandia menahan kapal tanker Eagle S terkait kerusakan kabel bawah laut pada Hari Natal. Pada November 2023, dua kabel telekomunikasi antara Swedia dan Denmark putus, dengan kecurigaan mengarah pada kapal China Yi Peng 3, meski China membantahnya.
Kabel bawah laut lain juga menjadi korban, termasuk kabel Arelion (Gotland-Lithuania) dan C-Lion 1 (Helsinki-Rostock), yang rusak pada pertengahan November 2023 di dekat perairan teritorial Swedia. Dugaan sabotase muncul sebagai kemungkinan penyebab, terutama mengingat konteks perang Rusia di Ukraina. Kremlin sendiri membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai hal yang 'absurd'.
Insiden September 2022, berupa ledakan yang merusak pipa Nord Stream, masih menjadi misteri, menggarisbawahi kerentanan infrastruktur penting di kawasan ini terhadap serangan bawah laut. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, penyelidikan terhadap insiden-insiden ini terus berlanjut di tengah kewaspadaan tinggi dari negara-negara di kawasan Baltik.
Sumber: Anadolu