Zelenskyy Buka Peluang Negara Lain Awasi Kesepakatan Ukraina-AS
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan kesediaan melibatkan negara lain dalam pengawasan kesepakatan Ukraina-AS terkait implementasi inisiatif Laut Hitam, termasuk pemantauan keamanan navigasi dan larangan serangan infrastruktur energi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan kesepakatan antara Ukraina dan Amerika Serikat yang memungkinkan keterlibatan negara lain dalam memantau dan mengawasi implementasi kesepakatan terkait Ukraina. Pengumuman ini disampaikan pada Selasa (25 Maret) setelah putaran baru negosiasi antara AS dan Ukraina di Riyadh. Kesepakatan ini mencakup beberapa poin penting, termasuk larangan serangan terhadap infrastruktur energi kedua negara dan jaminan keamanan navigasi di Laut Hitam.
Dalam konferensi pers usai perundingan, Zelenskyy menjelaskan bahwa poin ketiga kesepakatan tersebut berfokus pada pengawasan dan pemantauan. Ia menyatakan, "Kami telah sepakat dengan pihak Amerika bahwa memungkinkan untuk melibatkan negara ketiga selain AS. Ini bukan hal buruk, misalnya, kami dapat mengundang pihak dari Eropa atau Turki untuk memantau situasi di laut." Lebih lanjut, ia menambahkan kemungkinan melibatkan pihak dari Timur Tengah untuk mengawasi sektor energi. Meskipun demikian, Zelenskyy menekankan pentingnya pengawasan dan pemantauan, serta fleksibilitas dalam melibatkan pihak lain.
Kesepakatan antara AS dan Ukraina ini juga mencakup komitmen untuk meniadakan penggunaan kekuatan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Hitam, sebuah poin yang ditegaskan oleh Gedung Putih. Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, turut mengonfirmasi kesepakatan tersebut, yang juga meliputi larangan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia dan Ukraina. Pertemuan di Riyadh menandai babak penting dalam upaya mencapai stabilitas dan keamanan di wilayah Laut Hitam.
Negara Ketiga Diajak Awasi Implementasi Kesepakatan
Zelenskyy menjelaskan bahwa keterlibatan negara ketiga dalam proses pemantauan dan pengawasan kesepakatan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Ia menyebutkan beberapa negara potensial, seperti negara-negara Eropa dan Turki untuk memantau situasi di laut, serta negara-negara Timur Tengah untuk mengawasi sektor energi. Meskipun demikian, ia juga menyatakan keyakinannya bahwa tenaga ahli dari AS dan Eropa sudah cukup untuk melakukan pemantauan.
Presiden Zelenskyy mengakui adanya beberapa kendala teknis dalam proses pemantauan ini. Ia menambahkan, "Proses ini tidak bisa dilakukan dalam sekejap, tetapi secara teknologi, AS memiliki kemampuan tinggi untuk memantau berbagai hal, baik di laut maupun di udara." Pernyataan ini menunjukkan optimisme Zelenskyy terhadap kemampuan teknologi AS dalam mendukung pengawasan kesepakatan tersebut.
Meskipun terdapat keterlibatan negara ketiga sebagai opsi, Zelenskyy menekankan pentingnya peran utama AS dalam proses pemantauan. Keterlibatan negara lain dilihat sebagai langkah komplementer, bukan pengganti peran utama AS yang memiliki kapabilitas teknologi tinggi.
Pernyataan Zelenskyy ini memberikan gambaran yang lebih rinci tentang mekanisme pengawasan kesepakatan Ukraina-AS. Keterlibatan negara ketiga diharapkan dapat memperkuat kepercayaan dan memastikan implementasi kesepakatan secara efektif dan transparan.
Kremlin dan Inisiatif Laut Hitam
Sementara itu, Kremlin merilis pernyataan terkait hasil pertemuan antara delegasi Rusia dan AS di Riyadh. Pernyataan tersebut menyebutkan kesepakatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump untuk melaksanakan inisiatif Laut Hitam. Inisiatif ini mencakup jaminan keamanan navigasi di Laut Hitam, pelarangan penggunaan kekuatan terhadap kapal-kapal komersial, dan pencegahan penggunaan kapal-kapal tersebut untuk kepentingan militer.
Pengawasan implementasi inisiatif Laut Hitam akan dilakukan melalui inspeksi kapal. Namun, kesepakatan ini baru akan berlaku jika sejumlah syarat terpenuhi, salah satunya adalah pencabutan sanksi terhadap Rosselkhozbank, bank pertanian Rusia. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas situasi geopolitik dan tantangan dalam mencapai kesepakatan yang komprehensif.
Pernyataan Kremlin ini memberikan perspektif Rusia terhadap kesepakatan tersebut, menekankan pentingnya pencabutan sanksi sebagai prasyarat implementasi inisiatif Laut Hitam. Perbedaan perspektif antara Ukraina dan Rusia menunjukkan kompleksitas negosiasi dan tantangan dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, kesepakatan antara AS dan Ukraina, serta pernyataan Kremlin, menunjukkan upaya diplomasi yang sedang berlangsung untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Keterlibatan negara ketiga dalam pengawasan kesepakatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan kepercayaan, meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi.