Kalbar Bangun Rumah Adat Tionghoa: Simbol Kerukunan dan Kekayaan Budaya
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen membangun rumah adat Tionghoa sebagai simbol keberagaman dan harmonisasi budaya, melengkapi rumah adat Melayu dan Dayak yang telah ada.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) menunjukkan komitmennya dalam melestarikan dan mengembangkan keberagaman budaya daerah dengan membangun rumah adat Tionghoa. Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan, mengumumkan rencana pembangunan ini di Pontianak, Minggu (23/2). Pembangunan rumah adat Tionghoa ini akan menjadi simbol nyata dari keberagaman dan harmonisasi budaya yang selama ini menjadi ciri khas Kalbar.
Rumah adat Tionghoa ini akan dibangun berdampingan dengan rumah adat Melayu dan Dayak yang telah ada. Ketiga rumah adat tersebut akan menjadi representasi dari keragaman etnis yang hidup berdampingan di Kalimantan Barat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kalbar untuk menghargai dan menghormati seluruh budaya yang ada di provinsi tersebut.
Keputusan ini didasarkan pada fakta bahwa Kalimantan Barat memiliki setidaknya 24 suku yang hidup rukun dan harmonis. Wakil Gubernur Krisantus Kurniawan menegaskan komitmen Pemprov Kalbar di bawah kepemimpinannya bersama Gubernur Ria Norsan untuk terus mendorong setiap suku agar aktif melestarikan dan mengembangkan budayanya masing-masing. "Keberagaman ini adalah kekuatan Kalbar, dan kami ingin memastikan bahwa budaya-budaya ini tetap lestari," ujar Krisantus.
Rumah Adat Tionghoa: Simbol Keberagaman Kalbar
Pembangunan rumah adat Tionghoa ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga merupakan simbol penting dari komitmen Pemprov Kalbar dalam menjaga keberagaman dan kerukunan antar etnis. Keberadaan rumah adat ini diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran dan apresiasi budaya Tionghoa di Kalbar, sekaligus memperkaya khazanah budaya provinsi tersebut.
Selain itu, pembangunan ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan di tengah keberagaman. Dengan adanya tiga rumah adat yang berdiri berdampingan, masyarakat Kalbar dapat lebih mudah memahami dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh provinsi tersebut.
Pemprov Kalbar juga berencana untuk melibatkan komunitas Tionghoa di Kalbar dalam proses pembangunan rumah adat ini. Hal ini dilakukan agar rumah adat tersebut benar-benar merepresentasikan budaya Tionghoa di Kalbar dan dibangun sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal.
Taman Budaya Kalbar: Fokus Pengembangan dan Pemeliharaan
Selain pembangunan rumah adat Tionghoa, Pemprov Kalbar juga berencana untuk meningkatkan pengelolaan Taman Budaya Kalbar. Selama ini, Taman Budaya Kalbar dianggap kurang mendapat perhatian dan pengelolaan yang optimal. Wakil Gubernur Krisantus Kurniawan berjanji akan memperbaiki kondisi Taman Budaya Kalbar agar dapat menjadi pusat kegiatan seni dan budaya yang lebih baik.
Dengan pengelolaan yang lebih baik, Taman Budaya Kalbar diharapkan dapat menjadi tempat berkumpul dan berkreasi bagi seniman dan budayawan Kalbar. Taman Budaya ini juga diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran dan apresiasi seni dan budaya bagi masyarakat Kalbar, khususnya bagi generasi muda.
Pemprov Kalbar berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk pengembangan dan pemeliharaan Taman Budaya Kalbar. Hal ini dilakukan agar Taman Budaya Kalbar dapat berfungsi secara optimal sebagai pusat kegiatan seni dan budaya yang representatif.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga berharap mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat, khususnya dari kementerian terkait, untuk mendukung pembangunan infrastruktur kebudayaan di Kalbar agar berjalan optimal. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan program-program pengembangan budaya di Kalbar.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Kalimantan Barat dapat semakin dikenal sebagai provinsi yang kaya akan budaya dan mampu menjaga keberagaman etnis yang ada di dalamnya. Pembangunan rumah adat Tionghoa dan peningkatan pengelolaan Taman Budaya Kalbar merupakan langkah nyata dalam mewujudkan hal tersebut.