Khataman Quran di Singkawang: Melestarikan Budaya Melayu di Bulan Ramadhan
Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menekankan pentingnya khataman Quran sebagai upaya pelestarian budaya Melayu, sekaligus mendorong pengembangan Rumah Adat Melayu sebagai pusat kebudayaan.

Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menyatakan bahwa kegiatan Khataman Quran di Singkawang merupakan wujud nyata pelestarian budaya Melayu, terutama selama bulan Ramadhan. Kegiatan ini berlangsung di Singkawang pada Sabtu, 22 Maret 2024. Hal ini penting karena bulan Ramadhan bukan hanya tentang ritual keagamaan semata, tetapi juga tentang memperkuat nilai kebersamaan dan melestarikan warisan budaya.
Lebih lanjut, Walikota Tjhai Chui Mie menyampaikan bahwa, "Bulan puasa selain khataman, buka bersama, yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita menjaga kebersamaan di antara kita dan tak lupa pula kita juga harus menjaga budaya kita, khususnya budaya melayu." Beliau berharap Rumah Adat Melayu dapat menjadi pusat pembelajaran budaya Melayu bagi masyarakat Singkawang.
Dengan adanya Rumah Adat Melayu yang terpelihara dengan baik, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih mengenal dan memahami nilai-nilai luhur budaya Melayu. Rumah adat ini bukan sekadar bangunan, tetapi juga wahana edukasi dan pelestarian budaya.
Rumah Adat Melayu: Pusat Pelestarian Budaya
Walikota Tjhai Chui Mie memimpikan Rumah Adat Melayu menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk mengenal lebih dalam budaya Melayu. Beliau berharap, "Ke depan rumah Melayu, kita harapkan orang bisa berkumpul disini dan melihat hal-hal menarik terkait budaya Melayu disini, dan bisa tersedia semacam museum kecil." Visi ini tidak hanya terpaku pada Rumah Adat Melayu, tetapi juga mencakup rumah adat dari suku-suku lain di Singkawang, seperti Dayak dan Tionghoa.
Ketua DPD MABM Kota Singkawang, Asmadi, mendukung penuh rencana tersebut. Asmadi mengatakan, pihaknya akan segera menyusun program untuk menjadikan Rumah Adat Melayu sebagai pusat kemajuan dan pelestarian budaya Melayu. "Sesuai saran dari Bu Wali, kami dari puak-puak melayu akan menyusun program-program, bagaimana mengisi rumah Melayu balai serumpun ini sebagai pusat pelestarian dan kemajuan budaya melayu," katanya.
Asmadi juga optimistis bahwa pengembangan Rumah Adat Melayu akan berdampak positif pada perekonomian Singkawang. Lebih banyak wisatawan akan berkunjung, tertarik untuk mempelajari budaya Melayu, sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. "Dan puak-puak melayu pun bisa berkontribusi agar banyak orang yang berkunjung ke Singkawang dan tentu itu akan berdampak pada ekonomi di Singkawang," ujarnya.
Asmadi juga menekankan pentingnya eksistensi budaya Melayu melalui karya-karya positif. Menurutnya, "Melayu ada karena karya, untuk itu agar Melayu selalu hidup dan eksis, maka kita harus selalu berkarya dan melalui kegiatan ini adalah salah bentuk kontribusi kita." Sebagai langkah konkret, akan digelar Pekan Budaya Melayu Singkawang di bulan Muharam mendatang.
Dampak Positif Pelestarian Budaya Melayu
Pelestarian budaya Melayu melalui kegiatan Khataman Quran dan pengembangan Rumah Adat Melayu diharapkan memberikan dampak positif yang luas. Tidak hanya melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Singkawang. Rumah Adat Melayu akan menjadi pusat edukasi dan wisata budaya yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan adanya program-program yang terencana dan terstruktur, Rumah Adat Melayu akan menjadi tempat yang hidup dan dinamis, bukan hanya sebagai simbol bangunan, tetapi sebagai jantung budaya Melayu di Singkawang. Keberadaan rumah adat ini juga akan memperkaya khazanah budaya Indonesia dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata.
Pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal seperti budaya Melayu di Singkawang tidak dapat dipandang sebelah mata. Hal ini akan memberikan identitas dan jati diri bagi masyarakat Singkawang serta menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, pelestarian budaya Melayu di Singkawang akan terus berlanjut dan berkembang.
Kegiatan seperti Khataman Quran menjadi bukti nyata komitmen masyarakat Singkawang dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur. Semoga upaya ini dapat menginspirasi daerah lain untuk turut serta melestarikan budaya lokalnya masing-masing.