Kali Kedelapan Prabowo Pimpin Rapat Kabinet, Tegaskan Dukungan Prabowo untuk Perdamaian ASEAN di Myanmar dan Konflik Thailand-Kamboja
Presiden Prabowo Subianto menegaskan Dukungan Prabowo untuk Perdamaian ASEAN dalam konflik Myanmar serta ketegangan Thailand-Kamboja, di tengah dinamika global yang kian kompleks. Apa langkah konkret pemerintah?

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan komitmen kuat negaranya dalam mendukung upaya perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Pleno Kabinet yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 7 Agustus.
Komitmen tersebut secara khusus menyoroti konflik internal di Myanmar yang belum menemukan titik terang serta ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja. Prabowo menekankan pentingnya peran ASEAN sebagai mediator utama dalam mencari solusi damai bagi negara-negara anggotanya.
Langkah ini diambil di tengah kondisi geopolitik dan geoekonomi global yang semakin kompleks, sepuluh bulan setelah Prabowo menjabat sebagai presiden. Pemerintah Indonesia berupaya menjaga stabilitas regional dan melindungi kepentingan nasional dari dampak konflik global.
Komitmen Indonesia Terhadap Konflik Regional
Dalam Rapat Pleno Kabinet, Presiden Prabowo Subianto secara lugas menyatakan keprihatinannya terhadap situasi konflik di kawasan Asia Tenggara. Konflik internal di Myanmar, yang terus bergejolak tanpa solusi damai yang jelas, menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap teguh dalam mendukung upaya-upaya ASEAN untuk menemukan resolusi damai di Myanmar. Selain itu, munculnya konflik bersenjata antara sesama anggota ASEAN, yakni Thailand dan Kamboja, juga menjadi sorotan serius. Situasi ini menuntut respons kolektif dari negara-negara anggota.
Pemerintah Indonesia memandang bahwa stabilitas regional adalah prasyarat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, Dukungan Prabowo untuk Perdamaian ASEAN menjadi sangat krusial. Indonesia siap berkontribusi aktif dalam setiap inisiatif yang bertujuan meredakan ketegangan dan membangun dialog konstruktif.
Dinamika Geopolitik dan Geoekonomi Global yang Kian Rumit
Presiden Prabowo juga menyoroti bahwa dinamika global dan regional yang dihadapi Indonesia saat ini jauh lebih kompleks dibandingkan awal masa pemerintahannya. Konflik di berbagai belahan dunia memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas global.
Perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah termasuk Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah, telah menyebabkan kerugian besar. Peristiwa-peristiwa ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan parah. Dampak dari konflik tersebut terasa hingga ke sektor ekonomi global.
Selain itu, Prabowo juga menyinggung konflik India-Pakistan dan ketegangan perdagangan akibat tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Kebijakan ini memengaruhi banyak negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini menuntut kewaspadaan dan strategi adaptif dari pemerintah.
Pendekatan Tenang dalam Menghadapi Tantangan
Meskipun dihadapkan pada kondisi geopolitik dan geoekonomi yang kompleks, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintahannya tetap fokus dan tenang. Pendekatan ini menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul.
Prabowo menekankan pentingnya kerja tim yang solid dalam pemerintahan. "Kami bergerak sebagai satu tim," ujarnya, menegaskan kolaborasi antar kementerian dan lembaga. Proses negosiasi dan musyawarah menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan strategis.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk tidak bertindak secara emosional dan tidak mudah terprovokasi. Pemahaman mendalam tentang kepentingan nasional yang besar menjadi prioritas utama. Tugas pemerintah adalah melindungi rakyat, pekerja, dan keluarga mereka dari dampak negatif kondisi global.