Kapolri Pastikan Rekrutmen Santri Jadi Polisi Prioritas
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan rekrutmen anggota polisi dari kalangan santri sebagai program prioritas untuk mendapatkan anggota yang berintegritas dan baik di masyarakat.
Jakarta, 5 Februari 2024 - Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Kapolri, memastikan bahwa rekrutmen anggota kepolisian dari kalangan santri merupakan program prioritas. Beliau menekankan pentingnya hal ini dalam membentuk korps Bhayangkara yang lebih baik dan melayani masyarakat dengan lebih efektif.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kapolri dalam Pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) di Hotel Sultan, Jakarta. Kapolri menjelaskan, "Karena dibekali iman yang kuat saat menghadapi tantangan dan godaan. Kita tampilkan ke masyarakat jadi polisi baik," ujarnya.
Pentingnya Peran Pesantren
Dalam kesempatan tersebut, Kapolri juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pondok pesantren, khususnya yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Pesantren dinilai berperan aktif mendorong para santri untuk bergabung dengan Polri. Hal ini sejalan dengan komitmen NU dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Data SDM Polri periode 2020-2024 menunjukkan peningkatan jumlah anggota Polri yang berasal dari latar belakang santri. Tercatat sebanyak 265 anggota telah direkrut, meliputi perwira lulusan Akademi Kepolisian, Bintara, dan Tamtama.
Rekrutmen Santri: Program Prioritas Polri
Kapolri kembali menegaskan, "Maka itu rekrutmen santri juga jadi program prioritas Polri, terima kasih kepada para guru pondok pesantren kami mendapatkan rekrutmen anggota baru yang rata-rata bisa baik," katanya. Hal ini menunjukkan komitmen Polri dalam mencari calon anggota yang memiliki integritas dan moralitas yang kuat.
Munas-Konbes NU 2025
Munas-Konbes NU 2025 yang berlangsung pada 5-7 Februari di Jakarta dihadiri oleh 450 peserta. Peserta terdiri dari berbagai unsur, termasuk mustasyar, syuriyah, tanfidiziyah, a'wan PBNU, lembaga dan badan otonom tingkat pusat, pengurus wilayah dan cabang, serta para kiai pesantren. Acara ini membahas berbagai isu keagamaan penting.
Ada tiga kategori pembahasan utama dalam Munas Alim Ulama: Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Waqi’iyyah (masalah keagamaan aktual), Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Maudlu’iyyah (masalah keagamaan tematik), dan Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Qonuniyyah (masalah keagamaan terkait perundang-undangan).
Kehadiran Tamu Kehormatan
Pembukaan Munas-Konbes NU juga dihadiri oleh beberapa pejabat penting, antara lain Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri HAM RI Mugiyanto, Gubernur Lemhannas RI Ace Hasan Syadzily, dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. Tamu undangan dari luar negeri juga turut hadir, seperti Imam Yahya Palavicini dari Italia dan Charles Holland Tylor dari Amerika Serikat.
Kesimpulan
Rekrutmen santri menjadi polisi merupakan langkah strategis Polri dalam membangun citra positif dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dukungan dari pesantren dan NU sangat penting dalam keberhasilan program ini. Kehadiran santri di kepolisian diharapkan mampu membawa dampak positif dalam penegakan hukum dan menjaga keamanan di Indonesia.